Liputanjatim.com– Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, Abdul Halim, angkat suara terhadap insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali yang mengangkut 65 penumpang beserta puluhan kendaraan bermotor.
Insiden yang menelan empat korban jiwa tersebut membuat Halim prihatin akan buruknya layanan mode transportasi. Ia menegaskan pentingnya mengedepankan aspek keselamatan dalam seluruh moda transportasi, khususnya laut.
“Melihat kejadian memang menjadi keprihatinan bersama. Jangan kemudian operasional murah dan supaya kapal tetap beroperasi ada hal yang diabaikan,” sebut Halim.
Politisi Partai Gerindra tersebut menilai perlu ada langkah evaluasi menyeluruh terhadap kelayakan kapal-kapal yang beroperasi. Ia menekankan bahwa revitalisasi armada laut harus menjadi prioritas.
“Saya kira revitalisasi hal penting. Kapal layak sampai berapa tahun. Kapal yang memang tidak bagus, kepinggir. Karena keselamatan menjadi kunci utama,” tegasnya.
Halim juga menyoroti buruknya layanan transportasi laut, khususnya kapal-kapal yang berada di bawah pengelolaan ASDP. Menurutnya, meskipun kewenangan berada di pemerintah pusat, peristiwa seperti ini mencerminkan lemahnya kepatuhan dan disiplin pengelola kapal, yang pada akhirnya memicu terjadinya human error.
“Kami merekomendasikan ke pemerintah pusat. Menjadi pelajaran dan perhatian. Dan harus ada perbaikan layanan transporasi laut semakin lebih baik,” tegasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Komisi D, dugaan awal penyebab kecelakaan berasal dari kebocoran pada mesin kapal. Mesin yang mati menyebabkan kapal hanyut terbawa ombak tinggi dan arus deras.
“Kalau informasi didapat kondisi kapal kelihatan kotor dan hampir tidak terawat. Faktanya ada kejadian dan kebocoran mesin,” pungkas Halim.