Ratusan Pelajar SMA 1 Situbondo Demo Desak Kepala Sekolah Mundur dari Jabatan

Situbondo

Liputanjatim.com – Ratusan pelajar SMAN 1 Situbondo, Jawa Timur, menggelar aksi unjuk rasa menuntut kepala sekolah untuk mundur dari jabatan. Aksi tersebut dilakukan lantaran kepala sekolah yang memimpin saat ini dianggap otoriter, sehingga mengurangi semangat siswa belajar di sekolahnya.

Mereka melakukan beberapa aksi yang dilakukan mulai dari menggunakan payung dengan simbol para siswa mulai kepanasan dengan adanya penebangan pohon di area sekolah. Dan memasang poster di setiap kaca jendela kelas dengan berbagai tulisan keluh kesah para pelajar.

Salah satu anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS SMAN 1 Situbondo, Bagus Risky Mardika Pratama mengatakan, aksi ini menuntut agar kepala sekolah diganti. Sebab, kebijakan yang dilakukan selama ini banyak merugikan siswa. Di antaranya saat pertama menjabat ada larangan siswa mengumandangkan adzan saat mata pelajaran dimulai dan ada juga guru dipindah.

“Selain itu, kegiatan siswa dibatasi waktunya padahal sebelumnya ciri khas SMAN 1 Situbondo adalah kegiatannya. Padahal kalau dulu hingga larut malam, pernah sampai jam satu malam, walaupun istirahat hanya waktunya empat jam, tetapi siswa merasa enjoy dan senang-senang saja. Nah, sekarang itu dibatasi hanya jam setengah enam malam, walaupun begitu rasanya kayak lama,” kata Bagus, Jumat (5/1/2024).

Selanjutnya Bagus menceritakan, kepala sekolah ini kebijakannya menuntut siswa untuk berprestasi dalam waktu sebulan. Anehnya, siswa justru dipersulit perizinannya.

“Bahkan ada anak yang berbakat di bidang nonakademik membangkang atau melawan karena dipersulit perizinannya. Merasa tak kerasan  akhirnya pindah ke SMAN 2 Situbondo,” imbuhnya.

Kata Bagus, sebenarnya aksi ini pernah ada rencana sebelumnya, namun karena informasi aksi tersebut bocor akhirnya gagal dilaksanakan.

Hingga bertepatan ada peristiwa penebangan sejumlah pohon oleh pihak sekolah yang membuat kondisi lingkungan SMAN 1 Situbondo menjadi panas, sehingga mengganggu kegiatan belajar. Dan seluruh Siswa SMAN 1 Situbondo tidak dapat lagi berteduh.

“Padahal pohon yang ditebang tersebut sebagai tempat siswa untuk berteduh setiap jam istirahat. Nah ketika ditebang suhu di ruang kelas terasa panas walaupun sudah ada pendinginnya,” terangnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Situbondo, Martha Mila Sugghesti menyangkal bahwa kebijakan yang dia buat adalah sepihak dan tidak melibatkan siswa. Dia mengklaim semua kebijakan yang dibuat telah melibatkan wali murid dan komite sekolah, sebelum dijadikan kebijakan atau aturan.

“Semua aturan yang dibuat ini atas persetujuan wali murid dan komite sekolah, bukan atas kemauan saya pribadi. Ini semua kita lakukan semata-mata untuk kepentingan dan kemajuan SMAN 1 Situbondo,” elak Martha.

Saat ditanya perihal aksi demonstrasi siswanya, Martha menuturkan, itu bukanlah demo melainkan bentuk kecintaan siswa terhadap sekolah dan bentuk demokrasi berpendapat.

“Ini hanya ada miss komunikasi, ada informasi yang terputus dan tidak tersampaikan kepada siswa sehingga siswa merasa tidak dilibatkan. Saya senang dengan siswa saya yang berani mengungkapkan perasaan mereka atas sekolah yang mereka cintai,” ujar Martha.

Sementara terkait penebangan pohon, Martha berdalih semua dilakukan karena aspek keselamatan siswa. “Ditebang demi keselamatan siswa,” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here