Liputanjatim.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Timur menggelar Deklarasi Kampanye Damai. Acara tersebut menandai dimulainya masa kampanye pada Pileg dan Pilpres 2019.
Deklarasi kampanye damai yang mengusung tema “Kampanye Anti Sara dan Hoaks untuk Menjadikan Pemilih yang Berdaulat agar Negara Kuat” juga dihadiri para pejabat KPU Jatim dan Bawaslu Jatim serta pejabat Forkopimda Jatim. Acara tersebut juga diikuti oleh tim pemenangan kedua Capres/Cawapres dan 16 perwakilan partai politik.
Acara diawali dengan penandatanganan prasasti deklarasi kampanye damai oleh tim pemenangan capres dan cawapres, serta penandatanganan oleh 16 perwakilan partai politik peserta pemilu dan juga perwakilan DPD dapil Jatim.
Acara dilanjutkan dengan pelaksanaan karnaval yang diikuti tim pemenangan kedua capres/cawapres, partai peserta pemilu, dan perwakilan 38 KPU Kota/Kabupaten Jawa Timur.
Salah satu peserta karnaval dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung tema santri milenial. Hal ini dimaksudkan sebagai simbol dukungan terhadap Cawapres KH Ma’ruf Amin. Selain itu, mereka juga ingin menampilkan salah satu pakaian khas Nusantara yakni sarung dan kopyah.
“Ya kami mengusung pakaian seperti ini sebagai simbol dan tanggung jawab moral kita terhadap Cawapres KH. Ma’ruf Amin. Selain itu, kita juga ingin menunjukan bahwa sarung dan kopyah hitam adalah pakaian khas Nusantara,” ujar Sekretaris LPP DPW PKB, Moh. Afifuddin di KPU Jatim, Jalan Tenggilis, Minggu (23/9/2018).
Sementara itu, salah satu kader muda PKB Saleho berharap dengan penggunaan atribut tersebut bisa mengikis cara pandang masyarakat terhadap sarung. Sebab, sarung identik dengan orang-orang tradisionalis atau kampungan.
“Dengan kita berpakaian seperti ini diharapkan masyarakat bisa mendapatkan kesadaran bahwa sarung juga bisa digunakan oleh anak muda milineal saat ini. Bahwa sarung itu identik dengan orang desa iya, tapi masalah itu harus kita kikis bersama,” pungkas Saleho.