Pakar Geologi ITS Sebut Fenomena Kawah Ijen Biasa Terjadi di Kawah Aktif

Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Dr Amien Widodo

Liputanjatim.com – Volume air kawah yang meninggi seperti tsunami terjadi di danau Kawah Ijen sehingga mengakibatkan seorang penambang belerang tewas pada Jumat (29/5).

Fenomena tersebut, menurut Pakar Geologi Institut Tekhnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Dr Amien Widodo terjadi akibat pergeseran lempengan di sekitar kawah.

“Jadi misalnya ada gelombang kayak tsunami tadi, ada banyak macam kalau di gunung berapi. Satu, ada longsor. Jadi sisi sebelah situ longsor maka dia akan menimbulkan gelombang tsunami,” kata Amien kepada wartawan, Selasa (2/6/2020).

Amien lantas mengilustrasikan fenomena tersebut dengan menaruh batu di dalam baskom yang berisi air penuh dan meluap.

“Itu sama seperti aku punya air di baskom, terus aku cemplungi batu itu. Kan dia langsung meluap,” jelasnya.

Selain longsor, lanjut Amien, bisa jadi fenomena tersebut terjadi akibat aktivitas gas dari gunung merapi tersebut. Namun, aktivitas gunung ini harusnya terpantau oleh alat di pos pantau.

“Bisa juga misalnya ada gas yang keluar dari bawah, gelembung gas yang kuat begitu. Cuma kalau gelembung gas ini harus berkaitan dengan pos pantau di sana. Mestinya ada tanda gempa embusan atau apa itu ada istilahnya. Jadi ada dorongan dari bawah,” papar Amien.

Dua faktor tersebut, lanjut Amien menjelaskan, biasa terjadi mengingat Kawah Ijen masih tercatat sebagai gunung berapi yang masih aktif.

“Yang pernah kita pelajari kalau di danau bisa muncul tsunami itu ya longsor itu tadi. Terus itu kalau gunungnya masih aktif jadi kan bisa ada semburan gas dari bawah, tapi ukurannya besar sehingga bisa melontarkan air,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here