Liputanjatim.com – Sebagai partai yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU), kultur yang terbangun di PKB tidak jauh dengan yang namanya sarung, pesantren dan kitab kuning.
Memasuki bulan suci Ramadhan, banyak kegiatan PKB yang isi keseluruhannya sarat dengan hal religius. Seperti yang dilakukan PKB Jawa Timur yang rutin menggelar pengajian kitab kuning di masjid Darussalam yang berada di Grha Gus Dur Gayungsari Surabaya.
Tidak hanya diikuti simpatisan, kader dan masyarakat umum, pengajian kitab Mukhtarul Ahadist yang dimentori oleh Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang KH Marzuki Mustamar ini juga dihadiri Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang juga Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar.
Tidak disediakan tempat khusus, nampak Gus Halim yang memakai baju putih lengkap dengan blangkon khasnya duduk berbaur dengan jemaah lain. Bahkan posisinya pun berada di belakang tepatnya di dekat pintu keluar sebelah utara masjid.
Berbekal kitab kuning dipangkuannya, cicit salah satu pendiri NU Kiai Bisri Syansuri tersebut begitu khusuk mendengarkan penjelasan mantan Ketua PWNU Jatim itu. Sesekali Gus Halim ketawa saat Kiai Marzuki melempar candaan ke jemaah di depannya.
Dalam kesempatan itu Kiai Marzuki sempat membahas salah satu hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas. Yakni hadist yang menjelaskan tentang manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara.
Ia mengingatkan akan lima kenikmatan yang harus betul-betul digunakan sebelum datang lima perkara lainnya.
- Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu.
- Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.
- Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu.
- Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.
- Hidupmu sebelum datang kematianmu.
Terlihat seusai pengajian, Gus Halim mendekati Kiai Marzuki. Meski mengemban gelar profesor, ia tidak segan berdiskusi dengan Kiai Marzuki khususnya dalam persoalan arah politik PKB kedepan.
, kultur yang terbangun di PKB tidak jauh dengan yang namanya sar){kind=link}