Menilik Geliat Usaha Pengrajin Keranjang Bambu di Panjunan Gresik yang Beroperasi Sejak Jaman Dahulu

Liputanjatim.com – Desa Panjunan merupakan salah satu desa kecil yang terletak di kecamatan Duduksampean, Kabupaten Gresik. Tepat didekat area perbatasan antara Gresik dan Lamongan. Desa Panjunan sendiri dikenal sebagai Desa pengrajin anyaman bambu yang kemudian berhasil disulap menjadi keranjang ikan.

Dari banyaknya tandan keranjang ikan yang tersusun rapi disetiap halaman rumah warga, serta banyaknya aktivitas warga yang sedang melakukan proses anyam merupakan suguhan warna khas tersendiri di desa Panjunan. Pemandangan tersebut ditangkap langsung oleh wartawan liputanjatimcom tepat saat berkunjung di desa Panjunan, pada Kamis (14/07/22), pukul 14.25 WIB.

Hampir dari keseluruhan warga desa Panjunan adalah pengrajin keranjang bambu. Dari situlah, dari sebagian besar masyarakat desa Panjunan mengumpulkan pundi-pundi rupiah guna dijadikan bahan bakar dapurnya agar tetap mengepulkan asap.

Sidri (65) warga desa Panjunan, yang sudah menekuni dunia pengrajin selama puluhan tahun itu menyampaikan, bahwa geliat usaha rumahan oleh sebagian besar warga desa sebagai pengrajin keranjang bambu di Panjunan tersebut sudah ada sejak jaman nenek moyang (turun-temurun).

“Sudah turun temurun dari mulai buyut sampai sekarang. Ya tetua tetua dulu nak yang merintis, itu sudah ada kisaran puluhan bahkan ratusan tahun lalu dan sekarang yang ada ini itu sebagai penerus saja,” ungkap Sidri.

Desa Panjunan memiliki 1 Rukun Warga (RW) dan 5 Rukun Tetangga (RT), lanjut Sidri, dan dari semua kalangan, mulai dari kawula muda hingga tua pun keseluruhan bisa menganyam bambu menjadi keranjang ikan.

“RW-nya ada 1, RT-nya ada 5. Rumah saya ini RT. 04, dan dari ke-5 RT keseluruhan ya nak, juga buat anyaman keranjang bambu semua. Meskipun ada kesibukan lain, untuk kawula muda kampung ya sudah rata semuanya bisa menganyam. Cuman waktunya menyesuaikan. Kadang ya, sehabis pulang kerja dari pabrik pulangnya langsung buat keranjang,” beber Sidri.

Untuk saat ini hasil dari anyaman keranjang bambu Panjunan tersebut, sudah terkenal dan mempunyai pasar sendiri di 2 wilayah, yaitu Lamongan dan Gresik. Sementara itu, untuk bahan bambunya diambil dari bambu jenis Ori kualitas terbaik, dengan mendatangkan dari Tuban, Bojonegoro dan Madura.

Sementara itu, Sidri mengatakan, pihaknya dalam sehari bisa menghabiskan sebanyak 3 bambu untuk produksi keranjang. Dari 1 bambu tersebut mampu hasilkan 20-30 keranjang. Sehingga hasil per-penjualan sebanyak 20 keranjang dihargai dengan 270.000 rupiah.

“Kalau full sehari ya bisa selesai 2-3 Ori (bambu). 1 Ori bisa jadi 20 keranjang. Kalau Ori-nya besar bisa jadi 25-30 keranjang. Untuk jumlah penjualan, per setiap 20 biji keranjang itu harganya 270.000 rupiah . Meskipun begitu, harga normal biasanya itu 300.000 untuk per 20 bijinya. Sekarang lagi turun harga, karena ikan di tambak sudah berkurang, lewat masa musim panen,” pungkasnya.

Perlu diketahui, bahwa dari setiap rumah produksi itu sudah memiliki juragan pengepul masing-masing dan meskipun harga pasar fluktuatif, terkait permintaan pasar setiap harinya masih stabil, artinya setiap hari warga Panjunan masih tetap giat memproduksi anyaman keranjang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here