Ini Penjelasan BMKG Terkait Awan Merah di Malang

fenomena langit merah di Malang (tangkapan layar)

Liputanjatim.com – BMKG menyebut awan yang terlihat membara di langit Malang merupakan fenomena alam semata. Awan merah disertai kilatan itu menurut BMKG merupakan jenis awan cumulonimbus.

“Untuk penjelasan terkait kilat, itu jenis awan cumulonimbus (CB),” tutur Kepala Stasiun Klimatologi Malang Anung Suprayitno kepada awak media, Senin (13/12/2021).

Anung juga membeberkan jika adanya awan CB tersebut juga menimbulkan guntur atau petir. Apabila berada dekat dengan pusat awan, maka akan terdengar suara gelegar akibat dari petir yang terjadi.

“Awan cumulonimbus salah satunya menimbulkan guntur atau petir. Jika jaraknya dekat maka akan terdengar gelegarnya dan tampak pula kilatnya,” tambah Anung.

“Namun, jika jaraknya cukup jauh maka yang sampai ke kita hanya kilatnya saja,” sambung Anung.

Sementara itu, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan fenomena awan berwarna merah itu merupakan hal yang biasa terjadi. Hal tersebut merupakan salah satu contoh fenomena optik atmosfer. Warna kemerahan pada awan dan langit di sekitarnya dikarenakan adanya pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer.

Sehingga pembiasan tersebut menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna kemerahan. Semakin rendah posisi matahari dari garis cakrawala, maka semakin rendah pula cahaya merah yang dicapai.

“Fenomena langit kemerahan ini biasanya memang terjadi pada sore menjelang malam hari,” kata Teguh.

Teguh mengatakan pada sore menjelang malam teramati dari radar BMKG Juanda terpantau banyak pertumbuhan awan Cumulonimbus di sekitar lokasi awan merah itu. Awan Cumulonimbus adalah satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan petir. Sambaran kilat dari awan ini menambah cahaya kemerahan dari langit tersebut.

“Diharapkan masyarakat agar tidak panik. Tetap selalu memantau dan mencari informasi yang valid sehingga terhindar dari isu-isu yang tidak bertanggung jawab,” tandas Teguh.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here