Satkorcab Banser Trenggalek Tidak Puas Dengan Penanganan Polisi

Ketua Satkorcab Banser Trenggalek Fatkhur Rohman

Liputanjatim.com – Ketua Satkorcab Banser Trenggalek Fatkhur Rohman mengaku tidak puas dengan penanganan kepolisian Tulungagung terhadap kasus pelemparan dan pengadangan terhadap anggotanya beberapa pekan lalu.

Ketidakpuasan tersebut, lanjut Rokhman, didasari karena pihak kepolisian hanya menindak pelaku pelemparan batu. Sementara aksi premanisme serta pengadangan yang dilakukan sekelompok pemuda belum diambil tindakan.

“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Polres Tulungagung yang telah berjalan seperti ini, telah menangkap pelaku. Tapi terus terang memang dalam hal ini belum sesuai dengan angan-angan kami,” ungkapnya, Kamis (17/10/2019).

Dengan adanya aksi premanisme tersebut, pihaknya khawatir apabila aksi tersebut tetap dibiarkan maka akan berimplikasi negatif terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Ini seolah-olah seperti ada demo kemudian dicari siapa pelakunya. Padahal ini adalah sebuah gerakan premanisasi dalam bentuk pengadangan. Tidak seperti itu hanya ditangkap 1 orang yang melempar dan akan dicari kembali yang memukul,” tuntutnya.

Untuk itu, Rokhman berharap polisi bertindak tegas terhadap para pelaku. Sehingga aksi serupa tidak terjadi lagi di wilayah Trenggalek khususnya di Kecamatan Bandung.

“Premanisme oleh siapapun harus dihentikan dan polisi harus tegas. Tidak setiap kejadian ataupun kasus harus dipidana, tapi efek jera, ini sangat penting demi keamanan masyarakat,” harapnya.

Terkait dugaan adanya keterlibatan kelompok perguruan silat, Rokhman justru kurang sepakat, sebab dalam ilmu yang diajarkan masing-masing perguruan tidak ada satupun yang mengarahkan pada aksi kekerasan.

“Jadi tidak bisa semata-mata yang disalahkan perguruan, akan tetapi kalaupun ada anggota perguruan silat itu adalah oknum-oknum saja. Kami yakin tidak ada perguruan yang mengajarkan keburukan, pasti semua mengajarkan untuk menjadi lebih baik,” pungkasnya.

Sebelumnya, rombongan Banser usai mengikuti acara di Prigi dan melintas di Desa Talunkulon, Kecamatan Bandung menjadi korban pelemparan batu. Akibatnya, sebanyak satu orang mengalami luka-luka di bagian kepala.

Menurut keterangan polisi, aksi itu terjadi karena sebelum rombongan Banser melintas terjadi arak-arakan sepeda motor dari salah satu perguruan silat, akibatnya terjadi gesekan dengan sejumlah pemuda. Para pemuda yang marah kemudian melakukan pelemparan namun justru salah sasaran dan mengenai rombongan Banser.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here