Menanti Janji Manis Gubernur Jatim Bantu Protokol Kesehatan di Pesantren

Anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Timur Ahmad Athoillah

Sejumlah pondok pesantren Jawa Timur menanti-nantikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) sederhana yang sempat dijanjian oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada awal bulan Juni lalu. Saat itu, Khofifah menjanjikan perlengkapan protokol kesehatan seperti masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan serta vitamin C untuk pesantren yang akan membuka kembali proses belajar mengajar.

Janji manis tersebut kali ini mulai di tagih oleh pesantren- pesantren Jawa Timur. Sebab, hingga hari ini pertengahan bulan Juli, banyak pondok pesantren yang tak mendapatkan sentuhan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Anggota DPRD Jawa Timur Ahmad Athoillah mengatakan bahwa dirinya kerap kali dicurhati pengasuh dan pengurus pondok pesantren yang dilema akan memulai proses belajar mengajar. Sedangkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur tak kunjung datang.  “Ini harusnya menjadi atensi bagi gubernur untuk segera realisasi bantuan,” ungkapnya, Kamis (16/7/2020).

Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, total sudah ada 168 pondok pesantren yang menerima bantuan alat kesehatan anti covid-19. Sedangkan jumlah pondok pesantren di Jawa Timur sebanyak 4.718. Artinya hanya 3,5 persen pondok pesantren yang mendapatkan bantuan, sedangkan sisanya belum tersentuh bantuan.

“Kita bersyukur pesantren dapat perhatian dari gubernur. Namun harusnya pondok-pondok kecil juga menjadi prioritas dapatkan bantuan. Sehingga yang diprioritaskan tidak hanya pondok pesantren yang dulu mendukung maju pilgub saja yang mendapatkan bantuan,” uangkap politisi asal Jombang itu.

Saat ini kata pria yang biasa disapa Mas Atho’, sejumlah pondok pesantren sudah memulai kegiatan belajar mengajar, namun dengan protokol kesehatan pencegahan covid-19 seadanya. Sebab tidak semua pondok pesantren tidak memiliki kemampuan keuangan yang memandai untuk pengadaan alat protokol kesehatan pencegahan covid-19. “Ini harus menjadi perhatian serius, tren penyebaran covid-19 di Jatim masih tinggi. Jangan sampai pesantren jadi cluster baru covid-19,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here