Jakarta Darurat Oksigen

Jakarta – Jakarta yang notabennya merupakan Ibu Kota Negara Indonesia dengan luas wilayah 661,5 dan berpenduduk sebesar 28 juta jiwa tidak cukup mampu untuk menambah kapasitas oksigen. Tingkat pulusi yang cukup tinggi tidak dibarengi dengan penanaman pohon sebagai penghasil oksigen. Sebanyak 686.864 ton polutan yang telah dihasilkan oleh  Jakarta per tahun. Dari jumlah tersebut 60 persen adalah gas karbonmonoksida (CO), yang merupakan hasil pembakaran tak sempurna akibat kurangnya oksigen.

Usaha meningkatkan jumlah oksigen Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta telah dilakukan. Pasalnya penghijauan dikawasan tersebut telah diterapkan dengan maksimal oleh Pemerintah Provinsi. Penanaman pohon digalakan mulai dari penanaman pohon di taman, di jalan protokol hingga dibelantaran sungai. Hal tersebut dilakukan untuk merealisasikan Ruang Terbuka Hijau (RTH). RTH sendiri dapat berfungsi untuk menekan tingkat polusi, meningkatkan produktivitas oksigen serta menambah daerah resapan air.

Alifah warga Jakarta yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia menerangkan bahwa penghijauan telah digalakan untuk mengurangi tingkat polusi. “Sempat ada penghijauan, tapi sekarang sepertinya tidak sebanyak pada periode gubernur kemarin”, tandas Alifah.

Sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa hanya sekitar 81 hari dalam satu tahun udara di Jakarta bebas polusi. Udara yang dipenuhi oleh karbondioksida lebih berbahaya dari pada menghirup asap rokok. Karbondioksida yang dihirup akan meracuni tubuh dan menghalangi penangkapan oksigen dalam darah. Penghirup akan sering merasa sesak nafas, lemas dan letih.

Gubernur DKI Jakarta telah menyusun program tata kelola kota guna mengurangi tingkat polusi. Tidak tanggung-tanggung kucuran dana milyaran rupiah telah dianggarkan untuk memenuhi target Ruang Terbuka Hijau (RTH). Meski jumlahnya sudah banyak tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta, namun luas RTH di Jakarta hanya berjumlah 9,98% dari total luas wilayah. Angka ini masih jauh dari 30 persen yang seharusnya dimiliki oleh DKI Jakarta.

Berdasarkan data Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di DKI Jakarta mencapai 3.131. Ruang terbuka hijau ini berupa taman kota, taman lingkungan, taman interaktif dan juga jalur hijau jalan. Jakarta Pusat menjadi wilayah dengan RTH terbanyak, yaitu sebanyak 913 RTH.

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan ditenggarai merupakan faktor utama terjadinya darurat oksigen di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. Misalnya kendaraan bermotor yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat serta limbah pabrik, limbah rumah tangga dan sampah lebih banyak dihasilkan. Sehingga secara otomatis akan meningkatkan karbonmonoksida dan zat-zat lainnya.*(Red/Imr)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here