Pendidikan Kesetaraan di Ponorogo Luluskan 417 Warga Belajar, Dindik Targetkan 500 Lulusan Tahun Depan

0
Ratusan warga belajar di salah satu lembaga pendidikan kesetaraan di Ponorogo dinyatakan lulus. (Foto: Kominfo)

Liputanjatim.com – Pendidikan kesetaraan di Kabupaten Ponorogo terus menunjukkan perkembangan signifikan. Pada pertengahan tahun 2025 ini, tercatat sebanyak 417 warga belajar dinyatakan lulus, mayoritas dari mereka berasal dari program kejar paket C yang setara dengan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Ponorogo menargetkan peningkatan jumlah lulusan pendidikan kesetaraan di tahun depan. “Setahun mendatang, Dindik Ponorogo menargetkan 500 lulusan yang lahir dari lembaga pendidikan kesetaraan,” ungkap Fatarul Kardiyanto, Sub Koordinator Pendidikan Non Formal di Dindik Kabupaten Ponorogo sebagaimana dikutip dari website resmi Pemkab Ponorogo, Rabu (9/7/2025).

Fatarul menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan memiliki unit pelaksana teknis Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang merupakan bagian dari 12 lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan di Ponorogo. SKB menyediakan layanan pendidikan kesetaraan secara gratis dan ditangani oleh pamong belajar atau tenaga pengajar yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Selain SKB, terdapat pula Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang dikelola oleh pihak swasta. Berbeda dengan SKB, PKBM menetapkan biaya layanan pendidikan sesuai dengan kebijakan masing-masing lembaga. Meskipun demikian, kualitas tenaga pendidik tetap dijaga dengan ketentuan bahwa tutor minimal harus lulusan S-1 keguruan.

“Semua tutor dan operator wajib terdaftar dalam sistem dapodik dan menjalankan pelaporan secara daring,” ujar Fatarul.

Ia menambahkan, proses pembelajaran di pendidikan kesetaraan bersifat fleksibel karena dapat dilakukan secara daring maupun tatap muka. “Frekuensi minimalnya dua kali tiap bulan,” jelasnya.

Lebih dari sekadar pendidikan akademik, PKBM juga memberikan pelatihan keterampilan atau life skill kepada warga belajar. Keterampilan tersebut mencakup kerajinan tangan, kewirausahaan, hingga pengolahan makanan.

“Ini menjadi bekal warga belajar agar memiliki kemampuan hidup mandiri,” tegas Fatarul.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini