Menjelang Idul Adha, Penjualan Sapi Kurban di Jombang Lesu, Peternak Merugi

Liputanjatim.com Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, penjualan sapi kurban di Kabupaten Jombang belum menunjukkan peningkatan signifikan. Kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya sudah menunjukkan lonjakan permintaan sejak beberapa pekan sebelum hari H.

Safri, peternak sapi asal Kecamatan Diwek, mengaku tahun ini mengalami penurunan penjualan yang cukup drastis. Hingga Jumat (23/5/2025), ia baru berhasil menjual 29 ekor dari total 250 ekor sapi yang dimilikinya.

“Biasanya di waktu seperti ini saya sudah jual 65 ekor. Bahkan sebelum wabah PMK, bisa sampai 150 ekor,” ujarnya.

Safri menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya penjualan, salah satunya adalah daya beli masyarakat yang menurun. Selain itu, tren pembelian sapi secara online juga memengaruhi penjualan langsung dari kandang.

“Sekarang banyak orang beli sapi lewat online. Tapi kadang yang datang tidak sesuai foto, kelihatan besar, ternyata kecil,” keluhnya.

Meski penjualan daring semakin marak, Safri memilih tidak ikut menjual sapinya secara online. Ia mengaku lebih percaya dengan sistem jual beli langsung di lokasi, di mana calon pembeli bisa memeriksa kondisi sapi secara menyeluruh.

“Kalau lihat langsung, pembeli bisa pastikan sendiri jenisnya, beratnya, kesehatannya. Jadi tidak rugi,” ucapnya.

Tahun ini, harga sapi juga mengalami kenaikan tipis sekitar Rp 1 juta per ekor. Jika sebelumnya sapi dijual Rp 21 juta, kini menjadi Rp 22 juta. Namun, kenaikan harga ini tidak diiringi dengan meningkatnya minat beli.

Jenis sapi yang paling diminati pembeli di kandang milik Safri adalah limousin dan simmental, yang dikenal memiliki daging padat. Harga sapi limousin bahkan bisa mencapai Rp 25 juta, tergantung ukuran dan bobot.

Untuk kebutuhan pakan, Safri mengeluarkan biaya harian antara Rp 1,2 juta hingga Rp 2 juta. Sistem pembelian yang ia terapkan umumnya dilakukan dengan uang muka (DP) setelah Idulfitri, dan pelunasan saat pengiriman. Pengiriman terakhir biasanya dilakukan maksimal H-1 Idul Adha, tanpa biaya tambahan, termasuk untuk pengiriman luar kota.

Safri memprediksi, dengan kondisi saat ini, ia hanya mampu menjual sekitar 50 ekor sapi tahun ini.

“Kami tetap berusaha optimis, tapi kalau begini terus, ya pasti rugi,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here