Dukung Transformasi Pesantren, Cak Imin Usulkan Kurikulum Sainstek hingga Seni

0
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Minggu (9/2/2025).

Liputanjatim.com – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyatakan dukungannya terhadap upaya perbaikan kurikulum dan tata kelola pesantren. Ia menilai pesantren perlu bertransformasi agar tetap relevan dengan perkembangan zaman dan mampu mencetak generasi yang kompetitif di berbagai bidang.

“Pesantren adalah benteng moral dan spiritual bangsa. Namun, ke depan, pesantren harus berani membuka diri untuk memasukkan unsur-unsur sains, teknologi, dan seni ke dalam kurikulum pendidikannya,” ujar Cak Imin kepada wartawan, Selasa (24/6/2025).

Cak Imin mengungkapkan harapannya agar pesantren tak hanya menjadi tempat lahirnya para ulama, tetapi juga menghasilkan ilmuwan, teknokrat, dan seniman yang tetap berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan akhlak. “Kita ingin melihat santri yang mampu mengembangkan aplikasi teknologi, menciptakan karya seni bernilai tinggi, atau melakukan riset ilmiah, namun semua itu tetap dilandasi oleh keimanan dan akhlak mulia yang didapat dari pesantren,” katanya.

Menurut Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat itu, reformasi kurikulum harus dibarengi dengan pembenahan sistem tata kelola pesantren yang dinilai masih banyak mengandalkan pendekatan kekeluargaan. Model seperti ini, menurutnya, rawan menimbulkan ketidakprofesionalan dalam pengelolaan lembaga.

“Pesantren harus dikelola oleh tenaga profesional yang memiliki kompetensi manajerial, alih-alih hanya mengandalkan pendekatan kekeluargaan. Pengasuh pesantren, jika perlu, dapat mengambil program atau pelatihan khusus tentang manajemen lembaga pendidikan yang profesional agar tata kelola pesantren menjadi lebih modern dan transparan,” tegasnya.

Cak Imin juga menekankan pentingnya iklim pendidikan yang mendukung pengembangan kurikulum holistik di lingkungan pesantren. Ia menyebut bahwa perubahan ini adalah sebuah keniscayaan agar pesantren tidak tertinggal dalam arus perubahan global.

“Banyak lembaga pendidikan lain di luar pesantren saat ini sudah mengadopsi kurikulum modern seperti International Baccalaureate (IB), Cambridge, hingga kurikulum Finlandia yang terbukti menghasilkan lulusan bersifat problem solver dan sangat siap menghadapi tantangan zaman,” pungkasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini