Liputanjatim.com – Upaya menciptakan kawasan stasiun yang tertib, nyaman, dan layak bagi pengguna jasa kereta api terus dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember. Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pasuruan, KAI melakukan pembongkaran bangunan dan lapak liar milik pedagang di sekitar Stasiun Pasuruan, khususnya di area trotoar.
Manager Hukum dan Humasda KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menyampaikan bahwa proses penataan ini turut melibatkan aparat Kepolisian dan unsur TNI. Sebelum penertiban dilakukan, pihak KAI telah melakukan sosialisasi sejak 15 Mei 2025.
“Kami mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis. Tujuan utama penataan ini adalah untuk mengembalikan fungsi trotoar dan akses stasiun agar dapat digunakan sebagaimana mestinya demi kenyamanan bersama. Kami juga mendapat dukungan penuh dari jajaran Pemerintah Kota Pasuruan dalam upaya ini,” ujar Cahyo, Senin (26/5/2025).
Selain sosialisasi, surat peringatan juga telah diberikan kepada pedagang agar mengosongkan lokasi secara mandiri sebelum dilakukan tindakan penertiban.
Penataan ini dianggap penting mengingat pertumbuhan signifikan jumlah penumpang di Stasiun Pasuruan. Berdasarkan data KAI, sebanyak 53.637 penumpang naik dari stasiun ini pada tahun 2023. Angka tersebut melonjak menjadi 62.395 penumpang pada tahun 2024.
Sementara itu, hingga periode Januari-Mei 2025, jumlah penumpang telah mencapai 25.616 orang, meningkat sekitar 2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 24.991 orang. KAI optimistis angka ini akan terus meningkat seiring dengan peningkatan sarana dan prasarana.
Menurut Cahyo, penataan kawasan stasiun tidak hanya meningkatkan kenyamanan penumpang, tetapi juga membawa dampak positif bagi citra Kota Pasuruan.
“Kawasan stasiun yang tertata dengan baik bukan hanya meningkatkan kenyamanan penumpang. Tetapi juga memberikan citra positif bagi Kota Pasuruan sebagai gerbang transportasi publik yang bersih, aman, dan manusiawi,” tambahnya.
Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, juga hadir langsung dalam proses penertiban tersebut. Ia mengatakan bahwa proses berjalan dengan lancar karena adanya sosialisasi yang telah dilakukan sebelumnya. Proses penertiban direncanakan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
“Prinsipnya kita ingin berikan keadilan, pada pedagang, penumpang kereta dan pejalan kaki. Relokasi sudah kita siapkan,” terang Adi.
Di sisi lain, sejumlah pedagang menyatakan kesediaannya untuk direlokasi. Salah satunya adalah Nurul (31), pedagang buah yang sudah puluhan tahun berjualan di kawasan stasiun.
“Sudah turun-temurun jualan, puluhan tahun. Mau direlokasi, yang penting bisa jualan,” ungkap Nurul.