Liputanjatim.com – Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menegaskan perannya sebagai motor transformasi sosial dengan menjadi tuan rumah kunjungan lapangan Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Jumat (18/07/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya mengoptimalkan pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
Rombongan kunjungan dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Kemenko PM, Prof. Dr. M.rer.nat Abdul Haris, serta diikuti oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Staf Khusus Kemenko PM, Sekjen Kementerian Sosial, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya, dan para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kemenko PM. Mereka hadir sebagai bentuk konkret sinergi lintas sektor dalam mendukung transformasi sosial berbasis kampus.
Salah satu sorotan dalam kunjungan ini adalah Program Sekolah Rakyat UNESA, sebuah model pendidikan alternatif yang secara langsung menyasar anak-anak dari keluarga tidak mampu. Program ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga pendidikan tinggi dalam memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas, gratis, dan berasrama.
Prof. Dr. Abdul Haris menyampaikan pesan dari Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, yang menekankan pentingnya peran kampus dalam inisiatif sosial.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan dan keterlibatan aktif dari UNESA, Kementerian Sosial, serta pemerintah daerah. Sekolah Rakyat adalah contoh nyata bagaimana kampus dapat mengambil peran strategis dalam pengentasan kemiskinan. Kolaborasi seperti ini harus terus diperkuat dan direplikasi di wilayah lain,” ujar Prof. Haris.
Saat ini, Sekolah Rakyat UNESA mendidik sekitar 100 siswa yang terbagi dalam empat rombongan belajar (rombel). Para siswa berasal dari keluarga dalam kelompok desil 2–3 di Kota Surabaya, dan tinggal di asrama yang berada dalam area kampus. Mereka mendapatkan pendidikan secara cuma-cuma dari 17 guru dan 1 kepala sekolah yang berdedikasi tinggi.
Kepala Sekolah Rakyat UNESA, Ibu Prapti Wardani, menyampaikan bahwa selain memberikan akses pendidikan gratis, program ini juga menanamkan nilai-nilai karakter dan kebangsaan kepada para siswa.
“Para siswa berasal dari Kota Surabaya yang berada dalam desil 2–3. Mereka juga tinggal di asrama yang berada di dalam Kampus UNESA,” ungkap Prapti Wardani.
Kunjungan ini tak hanya sebagai bentuk dukungan, tetapi juga menjadi ajang evaluasi dan penguatan strategi kebijakan pendidikan sosial ke depan. Tujuannya agar seluruh program pemberdayaan yang sejalan dengan arahan Presiden RI dapat dilaksanakan secara terintegrasi, berkelanjutan, dan berbasis pada kebutuhan riil masyarakat.
Keberadaan Sekolah Rakyat UNESA memperlihatkan bahwa kampus tidak hanya menjadi tempat pendidikan tinggi, tetapi juga agen perubahan sosial yang mampu menyentuh akar persoalan bangsa, yakni kemiskinan ekstrem dan keterbatasan akses pendidikan.