Situs Candi Patakan Lamongan Perlu Kajian Lebih Lanjut Sebelum Rekonstruksi

Situs Candi Patakan Lamongan (foto: detikcom)

Liputanjatim.com – Situs Candi Patakan yang berada pada wilayah Dusun Montor, Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, tahun ini memasuki proses ekskavasi tahap empat. Kuat dugaan situs ini dulu merupakan kompleks tempat pengajaran agama dan tempat ibadah.

Menurut Arkeolog BPCB Trowulan Wicaksono Dwi Nugroho hal tersebut dapat terlihat dari bentuk yang tidak simetris dan adanya pintu gerbang. Pola yang terdapat dalam kompleks situs candi Patakan ini bukan pola bangunan candi tapi pola bangunan kompleks pengajaran agama.

“Menurut penuturan masyarakat sekitar kerap menemukan benda-benda purbakala, maka situs ini diduga merupakan kompleks pengajaran agama buddha,” kata Wicaksono, Senin (28/09/2020).

Situs Patakan merupakan kompleks bangunan dengan luas 5.112 meter yang terbatas pagar keliling dan membentuk denah persegi 4 berukuran 72 m x 71 m.

Gapura dan pagar keliling tersusun dari perpaduan antara batu putih dan bata. Pada halaman dalam kompleks terdapat dua buah bangunan.

Bangunan pertama berdenah persegi empat dengan ukuran 18,88 m dan lebar 12,30 m, memanjang dari utara sampai ke selatan.

Candi Patakan
Proses ekskavasi Situs Candi Patakan

Saat mendapat pertanyaan tentang kemungkinan Situs Candi Patakan ini direkonstruksi, Wicaksono mengatakan kemungkinannya bisa tapi masih menunggu hasil kajian. Situs Candi Patakan ini, menurut Wicaksono, memiliki arti penting karena tidak ada pada daerah lain Indonesia. Situ ini menggunakan batu putih tapi masih awet sampai sekarang.

“Situs ini memiliki arti penting karena berkaitan dengan Raja Airlangga, sementara untuk merekonstruksi juga tidak bisa asal, musti ada datanya dan juga kajian,” tuturnya.

Baca Juga: Disperindag Akan Patenkan 4 Makanan Khas Kabupaten Lamongan ini

Selain terkenal dengan mitosnya, Situs Candi Patakan dulunya juga sering menjadi lokasi persembunyian para pejuang.

Wicaksono juga mengakui mitos yang berkembang pada kalangan masyarakat sekitar situs yang menyebut bahwa situs Candi Patakan saat itu menjadi lokasi persembunyian para pejuang terdahulu.

“Jauh sebelumnya pernah jadi lokasi persembunyian pejuang-pejuang ketika sebelum Indonesia merdeka. Mitos semacam ini masih berkembang hingga kini pada lingkungan masyarakat sekitar situs,” pungkasnya.

Sementara itu, Situs Patakan kemungkinan besar berasal dari abad 10-11 Masehi, dan berlangsung hingga masa Majapahit. Hal ini juga terbukti dengan penemuan fragmen porcelain dari Dinasti Song pada abad 10-13 masehi. Selain itu, dari ekskavasi juga ada temuan mata uang China dari Dinasti Song dan Dinasti Ming abad 14-17 Masehi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here