Liputanjatim.com – Penculikan MS (17), santri di Pondok Pesantren Moeslim Al Hidayat atau Ponpes Metal Pasuruan, ternyata salah sasaran.
Ternyata motif penculikan itu terkait tagihan sabu yang mestinya dilakukan terhadap orang lain.
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, mengatakan para pelaku ini mengira MS adalah RN alias DPS, yang merupakan incaran mereka.
RN atau DPS adalah orang yang punya masalah terkait sabu yang dimiliki salah satu tersangka bernama RZ. Para pelaku berupaya menculik RN, tapi ternyata MS yang menjadi korban.
“RN alias DPS yang jadi incaran mereka punya masalah terkait sabu yang dimiliki RZ. Pelaku RZ selaku penagih sekaligus pemilik sabu memerintahkan beberapa Tersangka untuk menculiknya,” ujar Jumhur, dikutip dari detikJatim, Rabu (23/4/2025).
Jumhur menegaskan santri yang diculik para tersangka salah sasaran. MS bukan merupakan RN alias DPS yang menjadi target oleh para tersangka.
“Korban dibawa secara paksa oleh lima orang yang tidak dikenal kemudian dimasukkan ke dalam mobil Avanza berwarna hitam,” imbuhnya.
Beruntung, kejadian itu sempat terekam CCTV Toko hingga viral di Media Sosial.
Dari alat bukti itu polisi melakukan serangkaian penyelidikan.
Sebelumnya, Polisi menggagalkan penculikan seorang santri bernama MS, 17, dari Pondok Pesantren Metal di Rejoso, Pasuruan, Jawa Timur.
Korban berhasil diselamatkan saat hendak dibawa kabur oleh komplotan pelaku melalui Tol Kebomas, Kabupaten Gresik, pada Selasa malam, (22/4/2025).
Kejadian bermula sehari sebelumnya, tepatnya Senin malam, 21 April 2025. Saat itu, MS sedang berbelanja di sebuah toko di Jalan Raya Pantura, Rejoso.
Tanpa diduga, sekelompok pria mendatanginya dan langsung menculiknya.
Aksi ini sempat terekam kamera pengawas (CCTV) dan viral di media sosial.
Berkat rekaman tersebut, aparat gabungan dari Polres Pasuruan Kota dan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur bergerak cepat membentuk tim untuk memburu para pelaku.