Petani Milenial Sumenep Belajar Sistem Pasar Lelang Online di Sleman

Petani Milenial Sumenep serius memperhatikan metode Pasar lelang online untuk pemasaran hasil pertanian cabai di Sleman Jogjakarta

Liputanjatim.com – Asosiasi Petani Milenial Sumenep, yang difasilitasi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, melakukan kunjungan pembelajaran ke Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini difokuskan pada studi sistem pasar Lelang Online yang telah berhasil diterapkan di daerah tersebut.

Ketua Asosiasi Petani Milenial Sumenep, A. Purwanto Hadi Kusuma, mengungkapkan bahwa para petani muda sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Ia menilai metode pasar lelang online merupakan inovasi penting yang akan diterapkan di Sumenep untuk mendukung kemajuan sektor pertanian lokal.

“Para petani muda senang bisa terlibat aktif dalam proses belajar dan membawa pulang wawasan baru. Sistem pasar lelang online ini akan kami adopsi sebagai langkah nyata untuk memajukan pertanian di Sumenep agar lebih modern dan kompetitif,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

Sistem lelang komoditas pertanian yang dipelajari di Sleman dikembangkan oleh Koperasi Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM). Sistem ini terbukti efektif dalam memotong rantai distribusi, memberikan akses pasar langsung kepada petani, serta menciptakan harga jual yang lebih menguntungkan.

“Pasar Lelang Online atau Silang Tani ini merupakan solusi yang relevan di era digital. Sistem ini memungkinkan petani bertransaksi langsung dengan pembeli, tanpa ketergantungan pada tengkulak, sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka,” jelas Purwanto.

Sementara itu, Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh Pertanian DKPP Sumenep, Dewo Ringgih, menyebut bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk mendorong para petani milenial meningkatkan kapasitas dalam memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran hasil pertanian.

“Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Kami berharap sistem ini bisa diterapkan di Sumenep, khususnya untuk komoditas hortikultura,” katanya.

Dewo menambahkan, sistem lelang komoditas di Sleman telah berjalan sejak 2017, khususnya untuk komoditas cabai dan sayuran. Sistem ini dirancang untuk mengatasi masalah distribusi dan dominasi harga oleh tengkulak, serta memperkuat posisi tawar petani di pasar.

Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan Sumenep dapat mereplikasi keberhasilan Sleman dalam mengembangkan sistem pasar yang efisien dan berpihak pada petani.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here