Para Kiai Ajak Santri Surabaya Berjuang Demi Ideologi dan Ibadah, Bukan untuk Rupiah

Para santri yang hadir pada forum silaturrahmi di Graha Kedelor Rungkut Surabaya, dengan antusias, menyatakan tekad untuk memilih AMIN dalam bentuk perjuangan mereka sebagai ibadah yang mencerminkan keimanan dan keikhlasan.

Liputanjatim.com – Para Kiai, termasuk yang sering dijuluki sebagai Presiden Santri, KH. Abdussalam Shohib, tengah mengajak santri-santri asal Surabaya untuk berjuang demi ideologi dan ibadah, bukan untuk mencari keuntungan materi. Dalam pemaparannya, Pengasuh PP. Mambaul Maa’rif Denanyar menekankan pentingnya kesetiaan pada nilai-nilai agama dan memperkuat landasan ideologis dalam setiap langkah perjuangan termasuk dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden pada Februari 2024 mendatang.

“Dalam menghadapi pilpres kali ini, kita perlu membangun generasi nahdliyin yang kuat, bukan hanya dari segi materi, tetapi lebih pada keteguhan ideologi, nilai perjuangan dan ideologi ada di paslon AMIN,” ujar Gus Salam di acara Silaturahim dan Deklarasi Laskar Santri Graha Kedelor Rungkut Surabaya, Sabtu (6/1/2024).

Kiai-kiai senior turut menguatkan pesan tersebut, salah satunya KH. Zidni Ilman Nafia dari Ploso menekankan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh santri haruslah bersumber dari niat ikhlas dalam mendekatkan diri kepada Allah. Mereka menegaskan bahwa rupiah bukanlah tujuan utama, melainkan hasil dari ketulusan dan kualitas perjuangan yang berlandaskan nilai-nilai agama.

“Saya berharap pada semua yang hadir, mari kita tekadkan untuk berani dan tidak takut untuk tergoda iming-imingan lain,” kata Kiai Ploso ini.

Ia juga menambahkan dengan tegas, para santri Surabaya harus memiliki tekad yang terfokus pada ajakan para Kiai, bukan semata-mata terhadap logistik materi.

“Niat kita dari awal adalah nderek Kiai, bukan nderek logistik. Kalau hati nurani kita sudah dimantapkan nderek Kiai, saya yakin teman-teman menerima logistik juga akan pikir-pikir,” tambahannya.

Para santri yang hadir merespon dengan antusias, menyatakan tekad untuk memilih AMIN dalam bentuk perjuangan mereka sebagai ibadah yang mencerminkan keimanan dan keikhlasan. Selain itu, mereka juga berkomitmen untuk menjaga teguh ideologi yang telah diajarkan oleh para Kiai sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari.

Akhir acara ini, KH. Abdul Mu’id Shohib, Pengasuh PP. Lirboyo menggambarkan pandangannya terkait pemilihan pasangan dalam pemilihan presiden dengan analogi yang menarik.

“Rumusnya mirip dengan jatuh cinta. Dari mata turun ke hati, artinya calon harus dikenal, disukai, dan akhirnya dipilih,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here