Liputanjatim.com – Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, berharap ada evaluasi bersama terhadap pelaksanaan program pendidikan di Kabupaten Situbondo.
Bupati yang akrab disapa Mas Rio itu, menyoroti ada sekitar 5.000 siswa di Situbondo yang mengalami putus sekolah.
“Anak-anak yang tidak melanjutkan ke tingkat wajib pendidikan dasar itu jumlahnya sangat besar. Setelah kita diskusikan, di Situbondo masih banyak anak-anak yang putus sekolah, jumlahnya sekitar 5.000-an. Dari jumlah tersebut masih kami inventarisasi, dan mereka akan kami arahkan agar bisa kembali bersekolah. Akses pendidikan harus merata untuk semua,” ungkap Mas Rio usai pelaksanaan upacara peringatan Hardiknas 2025, Jumat (2/5/2025).
Mas Rio menegaskan bahwa jika ada siswa yang ingin mengikuti program kejar paket, maka pemerintah daerah siap memfasilitasi. Begitu pula bagi mereka yang ingin kembali ke sekolah formal.
“Yang pertama, kita akan menginventarisasi. Kedua, kita dorong untuk kembali bersekolah. Ada yang butuh kejar paket, kita masukkan ke paket. Ada yang bisa masuk sekolah formal, kita masukkan ke sekolah formal. Pokoknya, mereka yang putus sekolah harus bisa mengenyam pendidikan,” jelasnya.
Mas Rio juga mengungkapkan bahwa peresmian sistem lima hari sekolah bertujuan memberikan ruang bagi anak untuk bermain serta meluangkan waktu dalam pendidikan karakter, seperti pendidikan di Madrasah Diniyah (Madin).
“Tadi sudah kita luncurkan atau resmikan pendidikan lima hari sekolah. Ini memang menjadi bagian dari visi misi saya selama kampanye, supaya anak-anak punya kesempatan untuk bermain dan mengikuti pendidikan karakter seperti di Madin yang jam belajarnya bisa diperluas.” ujarnya.
Untuk pemerataan pendidikan di Situbondo, pihaknya akan terus berupaya maksimal, karena hal itu adalah sebuah keharusan.
“Pemerataan pendidikan di Situbondo harus benar-benar merata. Saat ini kami sedang menghitung melalui pergeseran anggaran. Makanya saya minta kepada semua teman-teman, siapa pun yang mengetahui ada kondisi fisik bangunan sekolah yang rusak, segera laporkan kepada saya,” tegasnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadispendikbud) Situbondo, Dr. Fathorrakhman, menambahkan bahwa penerapan lima hari sekolah sudah diatur sesuai dengan regulasi terbaru.
“Pemberlakuan lima hari sekolah ini sesuai dengan Kemendikbud Nomor 12 Tahun 2024, jadi hari libur di hari Sabtu dilebur ke dalam lima hari sekolah. Untuk satu jam pelajaran SD adalah 35 menit, sedangkan untuk SMP 40 menit. Semua sudah kita atur,” ujarnya.
Fathorrakhman juga menjelaskan bahwa waktu masuk sekolah akan dimulai lebih awal, yakni pukul 06.30 WIB, agar jam pelajaran tetap terpenuhi tanpa mengurangi waktu istirahat.
“Jam masuk dimulai pukul 06.30 WIB, dengan dua kali waktu istirahat, kecuali hari Jumat yang hanya satu kali istirahat. Untuk siswa SMP pulang pukul 13.15 WIB, sedangkan SD pukul 12.45 WIB. Namun, untuk kelas I sampai III SD, jam pulangnya berbeda dengan kelas IV hingga VI. Lima hari sekolah ini hanya berlaku untuk sekolah negeri. Sekolah swasta tidak wajib, bisa mengikuti jika diizinkan yayasan,” ungkap Fathorrakhman.
Menurutnya, saat ini beberapa SD swasta di Situbondo sudah menerapkan sistem sekolah penuh lima hari, seperti SD Islam Al-Ashar Muhammadiyah Besuki dan SD Islam Muhammadiyah Panji Situbondo.
“Untuk kepala sekolah dan guru, Senin hingga Kamis mereka pulang pukul 16.00 WIB. Karena mereka ASN, maka harus mengikuti aturan pemerintah. Dengan adanya waktu kosong selama dua jam, para guru diharapkan memanfaatkannya untuk persiapan pembelajaran keesokan harinya, agar tidak lagi membawa pekerjaan ke rumah,” pungkasnya.