Luncurkan Empat Program Terbaru, Dispendik Gresik Optimis Selesaikan Problem Pendidikan Di Kabupaten

Liputanjatim.com – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Gresik berhasil luncurkan empat program terbaru dalam Lingkungan Pendidikan Sekolah Negeri di Kabupaten Gresik. Empat program yang diluncurkan antara lain; Kurikulum Sejarah Lokal Gresik, Edukasi Wisata, CSR Bidang Pendidikan dan Program Tahfidz Pelajar. Empat program ini diharapkan mampu menjawab problem pendidikan yang ada di Kabupaten Gresik.

Dalam giat acara peluncuran tersebut, launching disimboliskan dengan pemukulan gong dan penandatanganan oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Selain itu, tampak hadir juga Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gresik Achmad Wasil Miftahul Rachman, Asisten III Administrasi Umum Abu Hassan, Segenap Asosiasi Pengusaha Kabupaten Gresik, Ketua Gresik Heritage, Pengawas Sekolah, serta Kepala Sekolah Negeri se-Kabupaten Gresik.

Perlu diketahui, bahwa empat program tersebut merupakan inovasi dan gagasan dari Dispendik Gresik dalam mengawal akar permasalahan sarana dan prasarana pendidikan di kabupaten Gresik, dan juga atas dasar pemenuhan kebutuhan zaman.

Sarana dan prasarana menjadi salah satu komponen wajib yang harus dipenuhi dalam standar pendidikan nasional. Diketahui jumlah sekolah negeri di kabupaten Gresik ada 427 dan dalam kebutuhan ruang kelas dibutuhkan sebanyak 3.626 ruang kelas. Sedangkan sekarang di lapangan hanya terdapat 3.535 ruang kelas, sehingga masih dibutuhkan lagi sebanyak 208 ruang kelas. Melihat dari jumlah total ruang kelas yang sekarang (3.535), itupun masih terdapat kategori ruang kelas dengan keadaan rusak berat sebanyak 36, 39 dengan rusak sedang, dan 121 rusak ringan.

Selanjutnya, menurut hasil pemetaan tahun 2021 tentang estimasi kebutuhan anggaran rehabilitasi, dibutuhkan sebanyak Rp. 123. 220. 672. 000 Milyar, dan untuk penyediaan ruang kelas baru dibutuhkan anggaran sebanyak 56. 160. 000. 000 Milyar.

Selain itu, untuk meningkatkan minat belajar dan pemenuhan kebutuhan literasi peserta didik maka diperlukan adanya fasilitas perpustakaan yang memadai. Saat ini dari keseluruhan jumlah sekolah negeri di kabupaten gresik (427), hanya tersedia sebanyak 291 perpustakaan dengan berbagai macam kondisi, dan masih membutuhkan perpustakaan baru untuk 136 sekolah negeri.

Sehingga dalam keseluruhan rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas baru untuk semua sekolah negeri di kabupaten Gresik, nantinya membutuhkan dana sebesar ± 415 Milyar.

Oleh sebab itu, Kepala Dispendik kabupaten Gresik Hariyanto, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pendidikan ini, diharapkan mampu untuk menyelesaikan masalah sarana prasarana sekolah di kabupaten Gresik.

“Kalau kita cuman mengandalkan anggaran dari APBD dan APBN yang tiap tahunnya hanya kisaran 30-35 Milyar, maka akan dibutuhkan waktu 10-12 tahun menyelesaikan sarana dan prasarana kabupaten Gresik. Oleh sebab itu kami hadirkan para pengusaha disini, para ketua asosiasi untuk bagaimana memikirkan nasib sekolah-sekolah di kabupaten Gresik ini,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Hariyanto, Senin (28/3/22).

Dalam arahannya, Hariyanto juga turut menambahkan dan memberikan dorongan kepada segenap kepala sekolah untuk siap bersinergi dengan perusahaan-perusahaan yang ada di kabupaten gresik, sehingga dalam waktu singkat problem sarana dan prasana nantinya segera teratasi.

“Saya ingin disetiap sekolahan nanti punya bapak angkat dari perusahaan perusahaan besar yang ada di kabupaten gresik. Saya yakin dengan sinergitas, dengan kolaborasi, dengan komunikasi yang baik, antara pemerintahan daerah, dinas pendidikan, dan pengusaha yang ada di kabupaten gresik ini dengan jumlah usahanya ribuan ini, maka problem sarana prasarana di pendidikan kabupaten gresik ini akan selesai 2-3 tahun,” tambah Hariyanto.

Sementara itu, senada dengan yang disampaikan oleh Kepala Dispendik Kabupaten Gresik, Bupati Fandi Akhmad Yani menyampaikan tentang bagaimana pentingnya aspek kolaborasi dan sinergitas dunia pendidikan dalam kaitannya cerdas membaca peluang di kabupaten Gresik.

“Konsep ini penta helix, ada 3 unsur membangun suatu sumber daya manusia; Pemerintah, Akademisi, Industri. Kita melihat peluang itu, cerdas membaca peluang. Kabupaten gresik tumbuh subur gedung indutri, kabupaten gresik tumbuh subur pabrik pabrik. Maka ini kesempatan kita untuk menggandeng mereka, sinergitas gotong royong kolaborasi. Kita ajak mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan sumber daya manusia, mengajak mereka dalam tanggung jawab social,” beber Bupati Yani.

Lebih dalam lagi, Bupati Yani juga turut menyoroti trobosan baru Dispendik tentang adanya Kurikulum Sejarah Lokal Gresik dan menegaskan tentang pentingnya arti nilai sejarah bagi kehidupan berbangsa.

“Dari sejarah kita bisa belajar tentang kejayaan, dari sejarah pula kita bisa melihat kehancuran. Dari sejarah kita bisa belajar tentang kejayaan masa lampau. Cerita Gresik ini luar biasa, Gresik itu menjadi pusat perdagangan internasional di masa lampau dan kita melihat kabupaten Gresik merupakan Kota Tua dengan tolerasi umat beragama yang telah ditunjukkan sejak masa lampau; ada Masjid Jami, ada Klenteng, ada Gereja, itu sudah ada sejak zaman wali-wali, tapi bisa saling menghargai, saling mencintai, dan saling toleransi,” tegas Bupati Yani.

Setelah mengorek beberapa aspek lingkungan pendidikan hingga sampai pada trobosan program dari Dispendik, diharapkan kedepannya masyarakat kabupaten Gresik kembali dengan semangat baru dan fokus dalam meningkatkan SDM.

“Sehingga pulang dari sini kita punya semangat baru focus dalam pembangunan sdm dimulai dari sarana prasana, dimulai dengan kurikulum yang baru, dengan semangat pembelajaran yang progresif yaitu melalui kurikulum yang siap menghadapi tantangan, melihat situasi dimasa yang akan datang dan mengikuti perkembangan zaman,” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here