Liputanjatim.com – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sri Wahyuni, menyampaikan apresiasi terhadap kinerja Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang dinilai berhasil mendorong laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Capaian pertumbuhan ekonomi Jatim secara quarter-to-quarter (q-to-q) sebesar 3,09% tercatat sebagai yang tertinggi di Pulau Jawa, mengungguli Jawa Barat (2,33%), Jawa Tengah (1,87%), dan DKI Jakarta (1,60%).
“Tentunya ini sebagai prestasi bu gubernur dalam memimpin Jawa Timur. Kami dilegislatif memberikan apresiasi atas prestasi tersebut,” jelas wanita asal Bojonegoro ini, Kamis (7/8/2025).
Menurut Sri Wahyuni, pertumbuhan ekonomi yang kuat tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh sejumlah faktor penentu, seperti konsumsi masyarakat, peningkatan investasi, serta kinerja ekspor. Di samping itu, kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam, serta kemajuan teknologi dan infrastruktur juga menjadi kunci utama.
Politisi Partai Demokrat tersebut menyebut, kemajuan infrastruktur di Jawa Timur turut memperkuat performa ekonomi daerah. Ketersediaan sarana transportasi seperti jalan raya, jembatan, pelabuhan, hingga jaringan telekomunikasi dinilai mempermudah arus logistik dan pergerakan penduduk.
“Investasi dalam berbagai sektor ekonomi, baik investasi fisik maupun investasi dalam sumber daya manusia, sangat penting untuk mendorong pertumbuhan. Tak hanya itu, stabilitas fiskal dan moneter, termasuk pengelolaan inflasi dan suku bunga yang baik, menciptakan iklim investasi yang kondusif. Dan ini semua terjadi di Jawa Timur dibawah kepemimpinan gubernur Khofifah,” jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa capaian pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan hasil dari upaya serius dan konsisten Pemprov Jatim dalam menggerakkan roda ekonomi masyarakat pasca-pandemi dan di tengah tantangan global.
“Alhamdulillah di kuartal kedua ini pertumbuhan ekonomi Jatim tertinggi se-Jawa, dan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, kita perlu syukuri capaian ini,” ujar mantan mensos ini.
Khofifah juga menekankan pentingnya sektor pertanian sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Jatim, khususnya dari panen raya tebu dan puncak musim tangkap ikan laut.
“Capaian pertumbuhan sektor pertanian ini memperkuat posisi strategis Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional sekaligus menumbuhkan optimisme kontribusi Jawa Timur dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional,” jelasnya.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) per 5 Agustus 2025, ekonomi Jawa Timur tumbuh 5,23% secara year-on-year (y-o-y) pada triwulan II 2025, serta tumbuh 5,12% secara cumulative to cumulative (c-to-c). Angka ini tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang masing-masing sebesar 5,12% (y-o-y) dan 4,99% (c-to-c).
Struktur ekonomi Jawa Timur masih ditopang oleh tiga sektor utama yakni industri pengolahan (31,25%), perdagangan besar dan eceran (18,44%), serta pertanian, kehutanan, dan perikanan (10,87%). Jawa Timur juga tercatat sebagai kontributor terbesar kedua terhadap perekonomian Pulau Jawa sebesar 25,36%, dan menyumbang 14,44% terhadap perekonomian nasional.