Liputanjatim.com – Gunung Raung yang berada di antara Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi mengalami erupsi pada Kamis (13/3/2025) sekitar pukul 06.59 WIB. Erupsi berlangsung selama sekitar 34 detik dan menghasilkan kolom abu setinggi ±1.500 meter di atas puncak atau sekitar 4.832 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Berdasarkan data dari Volcanic Eruption Notice (VEN) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunungapi Raung, kolom abu yang keluar berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Abu vulkanik condong mengarah ke barat dan barat laut.
Seismogram mencatat amplitudo maksimum erupsi mencapai 7 mm dengan durasi sekitar 34 detik.
Status Masih Waspada
Pengamat Gunung Api, Mukijo, saat dikonfirmasi RRI membenarkan peristiwa erupsi tersebut. Ia menjelaskan bahwa Gunung Raung masih berada pada status Level II atau waspada sejak akhir 2023.
“Sejak akhir 2023 status Raung adalah waspada. Apalagi setelah ada erupsi kembali pada 24 Desember 2024, sampai sekarang statusnya tetap waspada,” ujar Mukijo.
Terkait sebaran abu vulkanik, Mukijo mengatakan bahwa arah angin saat erupsi cenderung ke barat laut. Namun, pergerakan abu bisa berubah-ubah tergantung kondisi angin saat itu.
Peringatan untuk Penerbangan dan Pendakian
Pihak PVMBG telah menerbitkan Volcanic Eruption Notice serta peringatan untuk penerbangan, mengingat wilayah sekitar Gunung Raung merupakan jalur lalu lintas pesawat.
Selain itu, PVMBG juga berkoordinasi dengan sekretariat pendakian untuk mengantisipasi dampak erupsi. Saat ini, jalur pendakian dari Kalibaru dilaporkan tidak ada aktivitas pendakian, sementara jalur dari Bondowoso masih dalam konfirmasi.
Sebagai langkah mitigasi, PVMBG merekomendasikan masyarakat, pengunjung, dan pendaki untuk tidak mendekati kawasan puncak Gunung Raung dalam radius 3 kilometer. Masyarakat di sekitar tetap bisa beraktivitas seperti biasa, namun diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi erupsi lanjutan.