Liputanjatim.com – Di tengah gegap gempita Grebeg Suro 2025, denting gamelan yang mengalun syahdu dari Pendopo Agung Ponorogo memecah suasana. Festival Karawitan Umum yang digelar selama dua hari, Rabu-Kamis (18-19 Juni 2025), menjadi ruang ekspresi bagi 15 grup terbaik dari total 25 pendaftar untuk menyuarakan harmoni budaya lewat seni karawitan.
Salah satu penampilan paling berkesan datang dari grup Dwija Budaya Laras milik SMPN 2 Balong. Tanpa gimmick berlebihan, justru penampilan sederhana mereka mencuri perhatian juri dan publik, hingga berhasil meraih juara pertama.
“Penampilannya tertata rapi, dari segi garapan, penyajian, dan rasa semuanya pas. Mereka tahu batas porsi, dan itu yang sulit dicapai,” ujar Sunarya, salah satu juri festival, Jumat (20/6/2025).
Sunarya menambahkan bahwa menilai kompetisi kali ini bukan perkara mudah, karena seluruh peserta memiliki kualitas yang merata. “Nilainya hampir rata. Kami sebagai juri jujur saja kewalahan. Tidak ada grup yang benar-benar menonjol atau jatuh semuanya stabil,” ungkapnya.
Grup Panji Laras Iromo dari Desa Gelang Lor, Kecamatan Sukorejo, berhasil meraih posisi kedua, disusul oleh Manuhara, grup karawitan beranggotakan para guru MGMP Bahasa Jawa tingkat SMP se-Ponorogo di posisi ketiga. Ketiganya tak hanya membawa pulang piala dan uang pembinaan, tetapi juga seperangkat alat musik gamelan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka terhadap pelestarian budaya.
Festival ini dinilai oleh tiga juri yang kompeten, yakni Sunarya, Sarji, dan Bagus Danang Surya Putra. Mereka bertiga sepakat bahwa geliat seni karawitan di Ponorogo menunjukkan kemajuan yang signifikan.
“Setiap tahun selalu ada panggung karawitan. Bahkan sekarang, satu kecamatan bisa mandiri mencari pemain. Dulu harus saling pinjam. Ini menandakan regenerasi berjalan baik,” tambah Sunarya dengan nada optimis.
Malam penutupan festival turut dihadiri oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Lisdyarita, dan Kepala Disbudparpora Judha Slamet Sarwo Edi, yang menyerahkan langsung piala dan hadiah kepada para pemenang.
Dalam sambutannya, Bupati Sugiri memberikan pesan penuh makna, “Festival ini bukan sekadar lomba, tapi ruang ekspresi dan pelestarian budaya. Harapannya, tahun depan bisa lebih besar, lebih semarak, dan lebih membanggakan,” ucapnya, disambut tepuk tangan hadirin.
Festival Karawitan Umum Grebeg Suro 2025 bukan sekadar kompetisi, melainkan panggung di mana generasi muda berbicara tentang cinta, warisan, dan masa depan budaya Ponorogo melalui suara gamelan yang tak lekang oleh zaman.