Bertemu Paus Leo XIV, Gus Imin: Simbol Persahabatan dan Komitmen Kemanusiaan

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menghadiri pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan/ Foto: Dok. Istimewa

Liputanjatim.com – Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menghadiri pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan sebagai utusan resmi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto (18/5) waktu setempat. Dalam momen bersejarah tersebut, Menko PM Muhaimin berjabat tangan dan berinteraksi langsung dengan Paus Leo XIV, menandai eratnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Takhta Suci.

“Kehangatan perjumpaan dengan Sri Paus bukan hanya bentuk penghormatan, tapi juga penegasan komitmen bersama untuk membangun dunia dengan semangat pelayanan, bukan dominasi. Cinta dan kasih sayang harus menjadi fondasi utama dalam membangun bangsa,” ujar Gus imin sapaan akrabnya ini dalam pernyataannya, Senin (19/5/2025).

Dalam pidatonya, Paus Leo XIV menegaskan pentingnya cinta sebagai dasar dari pelayanan. “Kasih adalah jalan sejati pelayanan,” ungkap Sri Paus. Ia menambahkan bahwa dunia yang lebih damai dan adil hanya bisa terwujud jika umat manusia membangun relasi atas dasar cinta, bukan kekuasaan.

Menko PM Muhaimin hadir membawa pesan resmi dari Presiden Prabowo kepada Paus Leo XIV. Pesan tersebut berisi dukungan penuh Indonesia terhadap kepausan Leo XIV serta harapan agar kerja sama antara Indonesia dan Vatikan terus menjadi bagian penting dalam upaya global menjaga perdamaian, memperjuangkan hak-hak kemanusiaan, dan memberdayakan masyarakat miskin serta terpinggirkan.

“Harapan Paus Leo XIV untuk mempersatukan seluruh gereja Katolik dunia sebagai kekuatan yang menyembuhkan dan menyatukan, adalah sebuah cita-cita luhur yang sesuai dengan tujuan Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia,” jelas Menko PM.

Ia juga menekankan bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo akan berfokus pada penguatan persatuan bangsa melalui kebhinekaan. Salah satu fokus kepemimpinan Presiden Prabowo, kata Gus Imin, adalah menjaga kebhinekaan sebagai pondasi utama persatuan dalam merealisasikan agenda kesejahteraan umum.

Muhaimin juga menyoroti makna penting dari peristiwa ini dalam konteks global. “Di tengah ketidakpastian global dan penuh konflik di berbagai wilayah dunia, harapan Sri Paus memberi ketenangan dan kepercayaan diri bagi seluruh masyarakat dunia,” tuturnya.

“Momen ini bukan hanya seremoni keagamaan, tapi panggilan moral bagi seluruh pemimpin dunia untuk kembali menempatkan nilai-nilai kasih, kemanusiaan, dan keadilan sebagai inti dari pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan,” tutup Muhaimin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here