Liputanjatim.com – Banjir rob masih terus menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Bangkalan hingga memasuki hari kelima, Sabtu (31/5/2025). Genangan air laut yang bercampur dengan limbah rumah tangga kini merendam tiga kelurahan dan satu desa di Kecamatan Kota Bangkalan, yakni Kelurahan Mlajah, Pangeranan, Pajegen, dan Desa Martajesah.
Kondisi ini mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga, terutama karena banyak anak-anak yang terlihat bermain dan mandi di tengah genangan air banjir. Aktivitas ini dianggap berisiko bagi kesehatan, mengingat air rob yang menggenangi pemukiman tercampur dengan sampah dan limbah domestik.
“Air yang bercampur dengan sampah rumah tangga. Jelas banyak binatang kecil seperti lipan dan serangga dan lainnya nyampur jadi satu,” ujar Anik, warga Kelurahan Mlajah.
Anik mengaku prihatin melihat anak-anak di lingkungannya bermain di genangan tersebut. Ia berharap, kondisi ini segera mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pasalnya, menurut dia, banjir rob bukan peristiwa baru, melainkan sudah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa solusi nyata.
“Padahal saya sudah melaporkan dari kejadian dari 2022, namun hingga sekarang masih nihil solusi,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, Aris Budiharto menekankan bahwa banjir rob sangat berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
“Sebab air banjir bercampur dengan zat lain, seperti sampah, air got, bisa jadi septic tank rumah tangga. Sangat berbahaya bagi kesehatan,” jelas Aris.
Ia menyebut, banjir semacam ini sering menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit menular seperti diare, demam berdarah dengue (DBD), serta infeksi kulit seperti gatal-gatal. Meski begitu, hingga saat ini belum ada laporan warga yang terserang penyakit akibat banjir rob tersebut.
“Alhamdulillah hingga saat ini belum ada laporan yang terdampak penyakit akibat banjir itu,” imbuhnya.
Untuk mengantisipasi dampak yang lebih serius, Aris mengimbau masyarakat agar lebih waspada, khususnya para orang tua. Ia meminta agar anak-anak tidak dibiarkan bermain di genangan banjir karena sangat rentan terhadap paparan kuman dan bakteri.
“Bagi orang tua, mengingatkan anaknya, sebisa mungkin tidak bermain di air banjir itu,” pungkasnya.