Apa Itu Hari Tasyrik? Ini Amalan dan Keutamaannya

0
Hari Tasyrik/Foto: Canva

Liputanjatim.com – Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah dalam kalender Hijriyah. Pada tahun 2025, Hari Tasyrik jatuh pada 7, 8, dan 9 Juni.

Bagi umat Islam, hari-hari ini memiliki keutamaan yang besar karena setiap amal ibadah yang dilakukan akan mendapatkan ganjaran berlipat ganda dari Allah SWT. Tak mengherankan jika momen ini sangat ditunggu oleh umat muslim.

Keistimewaan Hari Tasyrik

Hari Tasyrik disebut dalam berbagai riwayat sebagai hari makan, minum, dan berdzikir. Rasulullah SAW bersabda di Hari Tasyrik umat Muslim dilarang berpuasa. Hal ini diriwayatkan dalam Imam Muslim, bahwa hari Tasyrik adalah hari makan dan minum, serta hari dzikir.

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Artinya: “Hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim).

Melalui hadis tersebut, memiliki makna bahwa pada hari-hari ini umat Islam dilarang berpuasa karena dianjurkan untuk menikmati makanan sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah.

Selain itu, Hari Tasyrik juga disebut sebagai hari paling agung setelah Idul Adha. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya hari-hari yang paling agung di sisi Allah SWT adalah hari kurban (Idul Adha), kemudian hari al-qarr (hari setelah Idul Adha),” (HR Abu Dawud).

Amalan Sunnah di Hari Tasyrik
Mengingat keistimewaan Hari Tasyrik, berikut beberapa amalan yang disunahkan dilaksanakan umat muslim:

1. Memperbanyak Takbir

Salah satu amalan utama di Hari Tasyrik adalah mengumandangkan takbir, mulai sejak salat Idul Adha hingga berakhirnya hari Tasyrik pada 13 Zulhijah. Takbir yang dianjurkan berbunyi:

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلهِ الْحَمْدُ

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagi-Mu.”

Sunnah mengumandangkan takbir di Hari Tasyrik diungkapkan oleh Ibnu Hajar All-Asqalani dengan mengutip riwayat hadits tentang membaca tahlil, tahmid, dan takbir (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/529).

وقد وقع في رواية بن عمر من الزيادة في آخره فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّحْمِيْدِ وَالتَّكْبِيْرِ

Artinya: “Pada riwayat Ibnu Umar ada tambahan kalimat di akhir, ‘Perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik.”

Selain itu, Imam Bukhari meriwayatkan hadits tentang amal pada Hari Tasyrik dengan mengutip pandangan Ibnu Abbas ra di Surat Al-Baqarah ayat 203.

وقال ابنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُواْ اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ أَيَّامُ العَشْرِ والأَيَّامُ المَعْدُوْدَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيْقِ وكَانَ ابنُ عُمَرُ وأَبُو هُرَيْرَةَ كَانَا يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أيَّامِ العَشْرِ يُكبِّرَانِ، ويُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا وكَبَّرَ مُحَمَّدٌ بْنُ عَلِيٍّ خَلْفَ النَافِلَةِ

Artinya: “Ibnu Abbas ra. mengatakan, ‘Sebutlah nama Allah (zikirlah) pada hari tertentu,’ (Surat Al-Baqarah ayat 203). ‘Hari 10 dan hari-hari tertentu adalah Hari Tasyrik.’ Sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah ra. keluar ke pasar pada hari 10 sambil bertakbir. Orang-orang pun ikut bertakbir karena takbir keduanya. Muhammad bin Ali juga bertakbir setelah shalat sunnah,” (HR Bukhari).

2. Menyembelih Hewan Kurban
Waktu penyembelihan hewan kurban adalah setelah salat Idul Adha pada tanggal 10 Zulhijah hingga matahari terbenam pada tanggal 13 Zulhijah . Mempersembahkan hewan kurban merupakan salah satu bentuk umat Muslim dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Adapun Rasulullah SAW pernah bersabda:

وَكُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ.

Artinya: “Semua hari tasyrik adalah waktu untuk menyembelih. ” (HR Ahmad)

Jika waktunya telah habis, sementara hewan kurban yang wajib belum disembelih maka hewan kurban disembelih sebagai qadha. Menurut Malik dan Ahmad, waktu penyembelihan hadyu-baik hadyu wajib maupun hadyu sunnah adalah pada hari-hari penyembelihan (10-13 Dzulhijjah).

3. Memperbanyak Amal Ibadah
Meski tidak ada amal atau dzikir tertentu di Hari Tasyrik, berdasarkan Al-Asqalani yang mengutip pendapat Ibnu Abi Jamrah, segala bentuk perbuatan amal yang dilakukan di Hari Tasyrik lebih istimewa daripada melakukan amal yang sama di luar Hari Tasyrik.

وقال بن أبي جمرة الحديث دال على أن العمل في أيام التشريق أفضل من العمل في غيره

Artinya: “Ibnu Abi Jamrah mengatakan, ‘Hadits ini menunjukkan bahwa amal apapun pada Hari Tasyrik lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik,'” (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/527).

Dengan begitu, Hari Tasyrik adalah momen penting dalam Islam untuk memperbanyak ibadah, berbagi, dan bersyukur. Selain memperkuat hubungan dengan Allah, Hari Tasyrik juga mengajarkan nilai kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. Maka, mari manfaatkan hari-hari istimewa ini dengan penuh kesadaran dan ketulusan!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini