Liputanjatim.com – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, kembali menegaskan pentingnya peran orang tua dalam menangkal penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Dalam acara sosialisasi bahaya narkoba yang digelar di Pendopo Kantor Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, ia menyampaikan kekhawatirannya terhadap tingginya kasus narkotika yang mendominasi lembaga pemasyarakatan di wilayahnya.
Kegiatan ini dihadiri puluhan anggota PKK dan kader motivator kesehatan dari Kelurahan Surodinawan, yang menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Mojokerto untuk menekan laju penyalahgunaan narkoba sejak tingkat keluarga.
Ia mengungkapkan bahwa mayoritas warga binaan di Lapas Kelas IIB Mojokerto terjerat kasus narkoba.
“Setiap tahun saya menyerahkan remisi, dan rata-rata kasusnya narkoba. Faktanya, lebih dari 70 persen warga binaan di Lapas Kelas IIB Mojokerto adalah kasus narkoba. Ini ancaman serius, terutama bagi anak muda yang sering menjadi sasaran sindikat,” ungkap Ning Ita, sapaan akrabnya, Senin (25/8/2025).
Ning Itamenyoroti bahwa proses rehabilitasi dan pelepasan dari jerat narkoba bukanlah hal mudah. Menurutnya, ada dua tantangan besar yang dihadapi para korban: kecanduan dan tekanan dari jaringan peredaran narkoba.
Sebagai bagian dari solusi, Pemkot Mojokerto tengah mempersiapkan peluncuran program Sekolah Orang Tua Anak Remaja yang dirancang untuk memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan keluarga.
Program ini dijadwalkan mulai berjalan pada September 2025 di seluruh kelurahan. Tujuannya adalah membekali orang tua dengan kemampuan mengenali gejala awal penyalahgunaan narkoba, sekaligus memberikan strategi pengasuhan yang responsif terhadap tantangan sosial remaja masa kini.
“Anak-anak remaja pikirannya belum matang, rasa penasarannya tinggi, sehingga mudah tergoda. Orang tua harus lebih peka menjaga putra-putrinya. Jangan pernah coba-coba narkoba karena tidak ada dampak positifnya,” tegasnya.
Ning Ita juga menegaskan bahwa bahaya narkoba bukan hanya pada fisik, tetapi juga kerusakan sistem saraf dan masa depan anak-anak bangsa. Ia mengajak semua pihak, terutama orang tua, untuk memperkuat peran mereka dalam perlindungan keluarga.
“Kita harus menjaga keluarga dan anak-anak kita agar tidak terjerat narkoba. Ini penting demi mewujudkan Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.