Liputanjatim.com – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB, Rivqy Abdul Halim atau akrab disapa Gus Rivqy, mendorong reaktivasi jalur distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Jember melalui moda transportasi kereta api. Hal ini ia usulkan menyusul kejadian krisis BBM yang beberapa waktu lalu terjadi dan menyulitkan masyarakat di wilayah tersebut.
“Sebenarnya di Jember itu ada depo milik Pertamina, yang dulu suplai BBM ke Jember melalui kereta api, yang hari ini sudah tidak diaktifkan oleh Pertamina,” kata Gus Rivqy, Senin (4/8/2025).
Kunjungan Gus Rivqy ke Jember tidak hanya sebatas meninjau kondisi depo Pertamina, tetapi juga menjadi momentum untuk mengajak pihak-pihak terkait, seperti PT KAI dan Pertamina, duduk bersama mencari solusi konkret. Namun, ia menyayangkan pihak Pertamina hanya mengirimkan perwakilan humas, bukan General Manager (GM) sebagaimana yang diharapkannya.
“Saya harap kemarin, GM bisa hadir. Karena manajemen yang memiliki otoritasi memberikan keputusan atau apapun. Ternyata yang hadir, humas. Saya tanya, situ tahu operasional tidak, dan ternyata tidak. Saya ke Jember ingin mencari solusi, bahkan saya ngundang untuk menyelesaikan ini,” ungkapnya dengan tegas.
Ia menilai sikap Pertamina kurang serius dalam menangani persoalan BBM yang sempat melumpuhkan aktivitas masyarakat Jember selama beberapa hari. Menurutnya, pihak Pertamina tidak konsen untuk ini dan menganggap persoalan krisis BBM tidak masalah.
Sedangkan masyarakat Jember, sekitar 4 hari terlunta-lunta menyelesaikan permasalahan BBM. Bahkan juga, harga dieceran puluhan ribu.
Gus Rivqy bahkan mengungkapkan bahwa dirinya sempat menghubungi langsung pihak direksi Pertamina ketika insiden terjadi. “Saya sempat berkali-kali telpon direktur Pertamina. Mereka juga kaget, saat Gumitir ditutup total. Harapan saya, jangan sampai kejadian ini terulang lagi,” ujarnya.
Ia juga menyoroti beredarnya video pengiriman BBM menggunakan kereta api yang ternyata menuju ke Malang, bukan Jember. Menurutnya, hal itu menjadi bukti bahwa pengiriman melalui kereta ke Jember pun sangat memungkinkan.
“Ke Malang saja bisa, kenapa ke Jember tidak bisa. Berarti ke Jember juga bisa, dan pernah suplai (BBM) ke Jember melalui kereta api. Makanya saya ajak duduk bersama, Pertamina, KAI, apa yang bisa saya perjuangkan atau di dorong,” katanya.
Gus Rivqy menyebut pihak PT KAI sangat merespons baik usulan tersebut. Ia pun terus mendalami alasan tidak diaktifkannya depo BBM tersebut.
“Saya ingin tahu kenapa kok tidak diaktifkan depo. Kayaknya waktu saya undang (Pertamina), kayak ada gelagat yang ogah-ogahan. Mereka jawab, depo tidak aktif dan dipakai elpigi serta segala macam,” jelasnya.
Menurutnya, jika pengiriman BBM bisa dilakukan melalui dua jalur, yakni darat dan kereta api, maka risiko keterlambatan distribusi bisa diminimalisir. “Karena ini untuk kemaslahatan masyarakat Jember, makanya saya perjuangkan,” tegasnya.
Gus Rivqy juga memastikan akan membawa persoalan ini ke Komisi VI DPR RI agar dapat dibahas lebih lanjut dan diupayakan solusinya secara menyeluruh.