Liputanjatim.com – Forum Habaib, Ulama, dan Tokoh Jawa Timur melakukan kunjungan ke DPRD Jawa Timur untuk menyatakan penolakan terhadap rencana uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) yang dikabarkan akan dilakukan di Indonesia.
Mereka menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak dari uji coba tersebut. Dalam sorotannya ada potensi eksploitasi dengan mengatasnakan kerjasama internasional. Apalagi dicurigainya rencana ini terkait dengan proyek dari yayasan internasional milik Bill Gates.
“Kami menyatakan penolakan secara tegas terhadap segala bentuk uji coba vaksin kepada masyarakat Indonesia jika rencana tersebut benar-benar akan direalisasikan tanpa menjunjung prinsip transparansi, akuntabilitas, dan persetujuan etis dari lembaga berwenang nasional,” ujar KH Ali Karror Shinhaji salah satu perwakilan yang diterima di Gedung DPRD Jatim, Senin (2/6/2025).
Forum tersebut juga mendesak DPR RI, DPRD Jatim, MUI Pusat, serta Kementerian Kesehatan dan Komite Bioetik Nasional untuk segera memberikan fatwa dan kebijakan resmi. Mereka mengajukan tiga permintaan utama:
“Pertama, menolak semua bentuk uji coba vaksin asing yang belum melalui proses ilmiah independen dan transparan di dalam negeri. Kedua, melindungi masyarakat Indonesia dari potensi eksploitasi medis berkedok kerja sama. Dan Ketiga, Membuka akses informasi publik secara luas dan terbuka terkait setiap rencana pengujian vaksin,” jelas kiai asal Madura.
Selain itu, para ulama juga mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara berdaulat yang tidak seharusnya dijadikan objek eksperimen oleh pihak asing.
“Kami memegang keyakinan bahwa Indonesia adalah negara bermartabat yang harus memprioritaskan keselamatan rakyatnya dalam segala bentuk kerja sama internasional, termasuk di bidang kesehatan,” tegasnya.
“Jika pemerintah tetap memaksakan pelaksanaan uji coba tanpa pelibatan masyarakat, tokoh agama, serta pakar kesehatan nasional secara aktif, maka mereka menyatakan siap mengambil langkah hukum dan advokasi sosial untuk membela kepentingan rakyat,” imbuhnya.
Sementara itu, politisi PKS dr Puguh yang menerima kedatangan mereka, mengaku sebelum ada aspirasi itu, pihaknya sudah melakukan diskusi intensif di sejumlah pesantren dan masjid di Jatim. Mereka mengungkap adanya trauma kolektif masyarakat terkait pengalaman vaksin Covid-19 dan flu burung yang dianggap tidak sepenuhnya transparan dan dinilai sebagai proyek komersial pemerintah.
“Masyarakat masih mempertanyakan dasar ilmiah, keamanan, bahkan kehalalan vaksin. Jika ini tidak disosialisasikan secara menyeluruh, justru akan memicu keresahan sosial,” katanya.
Ia mengakui bahwa hingga saat ini, Dinkes Jatim menyatakan bahwa belum ada informasi atau instruksi resmi mengenai pelaksanaan uji coba vaksin TBC di wilayah Jatim. Mengingat, uji klinis vaksin Bill Gates yang melibatkan lebih dari 2.095 partisipan tersebut di Indonesia hanya berlangsung di RS Universitas Indonesia dan RS Universitas Pajajaran Bandung dan pelaksanaannya sudah clear.
Secara prinsip, DPRD Jatim menanggapi persoalan ini sebagai bagian dari otokritik karena selama ini masyarakat belum cukup baik memiliki wawasan terkait kesehatan padahal itu menjadi tanggungjawab pemerintah. Oleh karena itu Puguh mendukung aspirasi yang disampaikan para alim ulama, untuk bersikap hati-hati karena Jatim merupakan penduduk terbesar kedua di Indonesia.
“Apalagi vaksin TBC ini bukan seperti vaksin COVID-19 yang ganas karena dia sebabkan oleh bakteri bukan virus sehingga tingkat penularannya juga tak seganas COVID-19 Kalau vaksinasinya TBC dilakukan secara serentak, tentu akan menimbulkan keresahan di masyarakat,” jelasnya.
“Kami juga akan menindaklanjuti aspirasi ini ke DPR RI secara kelembagaan, dan meneruskan ke Gubernur Jatim khususya Dinas Kesehatan Jatim melalui pimpinan DPRD Jatim,” pungkas politikus asal Malang.