Liputanjatim.com – Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Bank Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan melalui kegiatan inovatif berbasis pendidikan. Pada Sabtu (23/11), kegiatan bertajuk Gebyar Ecobrick digelar serentak di 35 titik sekolah dasar (SD) se-Indonesia, termasuk di SD Mabadiul Ulum Surabaya.
Kegiatan ini menjadi gerakan kolaboratif yang melibatkan siswa SD dalam menciptakan kreasi ecobrick, yaitu botol plastik yang diisi penuh dengan limbah plastik hingga padat untuk digunakan kembali sebagai bahan konstruksi. Ketua Panitia Gebyar Ecobrick KSE ITS, Regina Dwi Aulia, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja keras yang berlangsung hampir satu bulan.
“Kegiatan ini diawali dengan audiensi antara KSE ITS dan pihak sekolah untuk memberikan proposal serta menjelaskan konsep ecobrick. Tahapan berikutnya adalah sosialisasi kepada siswa tentang cara membedakan sampah organik dan anorganik serta pentingnya pengelolaan sampah plastik melalui pembuatan ecobrick,” ujar Regina.
Selama program berlangsung, pengawasan dilakukan dengan melibatkan siswa kelas 4, 5, dan 6 dalam mengumpulkan ecobrick dari masing-masing kelas. Acara puncaknya, Gebyar Ecobrick, menjadi ajang untuk menampilkan kreativitas siswa dalam mengolah botol-botol ecobrick yang telah dikumpulkan. Total sebanyak 146 botol ecobrick berhasil dibuat oleh para siswa dan dihias sesuai bimbingan dari pendamping kelompok.
Dra. Rochmanah selaku Kepala SD Mabadiul Ulum Surabaya memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia menekankan bahwa inisiatif seperti ini tidak hanya mendidik siswa, tetapi juga menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih luas. “Kegiatan Ecobrick ini menjadi bukti nyata bahwa langkah kecil yang kita ambil hari ini dapat memberikan dampak besar bagi masa depan dan lingkungan,” ujarnya.
Selain sebagai solusi kreatif dalam mengurangi sampah plastik, kegiatan ini juga menjadi ajang kolaborasi yang melibatkan banyak pihak. Regina menyatakan harapannya agar program seperti Gebyar Ecobrick dapat menciptakan efek domino positif dalam menjaga kelestarian lingkungan di masa depan.
“Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang pengelolaan sampah, tetapi juga diberi ruang untuk berkreasi dan berkolaborasi. Kami berharap kesadaran lingkungan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus berkembang hingga ke keluarga dan masyarakat sekitar,” tambah Regina.
Dengan keterlibatan puluhan sekolah dasar di berbagai wilayah, Gebyar Ecobrick membuktikan bahwa pendidikan dapat menjadi medium yang efektif untuk mendorong perubahan positif. Kegiatan ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan.