Liputanjatim.com – Anggota Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD Jawa Timur, Ony Setiawan, menekankan perlunya penguatan dukungan pemerintah kepada petani gurem atau petani skala kecil agar dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Ia menilai, salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan sektor peternakan yang terintegrasi dengan usaha pertanian rakyat.
“Petani gurem selama ini sering menghadapi keterbatasan akses modal, sarana produksi, hingga keterampilan manajerial. Pemerintah perlu hadir memberikan dorongan nyata melalui bantuan yang tepat sasaran, khususnya di sektor peternakan. Ini bisa menjadi sumber energi ekonomi tambahan bagi keluarga petani,” ungkap Ony Setiawan, Rabu (21/8/2025).
Anggota Komisi B DPRD Jatim ini menjelaskan, peternakan dapat menjadi penopang tambahan bagi penghasilan petani gurem. Melalui pola pemberdayaan yang tepat, mereka bisa memperoleh pemasukan tidak hanya dari sektor tanaman pangan, tetapi juga dari produk turunan peternakan seperti telur dan daging.
“Konsepnya adalah integrasi pertanian-peternakan. Misalnya, limbah pertanian bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sementara kotoran ternak menjadi pupuk organik bagi tanaman. Ini bukan sekadar ekonomi, tapi juga energi baru untuk meningkatkan produktivitas,” tambah Ony.
Ia juga menekankan pentingnya kebijakan pemerintah yang benar-benar berpihak kepada petani gurem. Menurutnya, program bantuan yang ada selama ini masih cenderung umum sehingga kurang menyentuh kebutuhan spesifik petani kecil.
“Bantuan modal atau subsidi pakan ternak harus disesuaikan dengan skala usaha mereka. Jangan sampai bantuan itu hanya dinikmati sebagian besar petani besar,” tegasnya.
Lebih jauh, Ony menggarisbawahi dampak sosial dari meningkatnya pendapatan petani gurem. Kesejahteraan yang lebih baik akan membuka akses pendidikan dan kesehatan yang lebih luas bagi anak-anak petani serta menggerakkan roda ekonomi lokal melalui perdagangan hasil pertanian dan peternakan di tingkat desa hingga kota.
“Kita berbicara tentang keadilan ekonomi. Petani gurem adalah tulang punggung pertanian Jawa Timur. Memperkuat mereka berarti memperkuat ketahanan pangan, stabilitas ekonomi lokal, dan pemerataan kesejahteraan,” pungkas Ony.
Sebagai informasi, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah petani gurem tertinggi di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 4,55 juta petani gurem di Jawa Timur, disusul Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Berdasarkan Sensus Pertanian 2023 (ST2023), dari total 5,43 juta petani pengguna lahan di Jawa Timur, sebanyak 4,47 juta di antaranya atau sekitar 82,5 persen dikategorikan sebagai petani gurem dengan lahan kurang dari 0,5 hektare. Kondisi ini menegaskan bahwa mayoritas petani di Jatim masih bergantung pada lahan sempit dalam menjalankan usahanya.