SMP Negeri di Tulungagung Hanya Terima 3 Siswa

SMNP 2 Rejotangan Tulungagung kekurangan siswa baru

Liputanjatim.com – Memasuki tahun ajaran 2020/2021, sejumlah sekolah sudah melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Namun, selama masa proses PPDB tersebut, ada satu sekolah yang hanya menjaring beberapa siswa saja atau dibawah pagu yang telah ditetapkan dinas pendidikan setempat.

Adalah SMPN 2 Rejotangan, Tulungagung yang hanya menerima tiga siswa selama proses PPDB berlangsung. Sepinya minat siswa untuk mendaftar di sekolah tersebut, diantaranya karena lokasi sekolah yang jauh dari permukiman penduduk dan dikepung oleh sekolah swasta maupun negeri lainnya.

“Di sekitar sini setidaknya ada sembilan sekolah, diantaranya sekolah besar ada SMPN 3 Ngunut, MTsN Rejotangan kemudian ada juga sekolah swasta. Di sisi lain posisi sekolah kami kurang menguntungkan, karena jauh dari pemukiman,” kata Kepala Sekolah SMPN 2 Rejotangan, Sukatrin, Rabu (1/7/2020).

Kondisi tersebut membuat persaingan antar sekolah semakin ketat. Dan orang tua siswa lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah yang lebih dekat dari rumah maupun memilih sekolah yang berbasis agama.

Lebih lanjut Katrin menjelaskan, pihaknya sudah melakukan berbagai cara agar siswa yang lulus sekolah dasar berminat untuk mendaftar di sekolah tersebut. Diantaranya dengan mendatangi berbagai sekolah dasar (SD) maupun menggunakan pendekatan lain seperti mendatangi tokoh masyarakat. Namun semua pendekatan tersebut masih belum memberikan hasil yang maksimal.

“Kami melakukan upaya perekrutan siswa baru sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang telah ditentukan oleh dinas pendidikan. Sedangkan sekolah swasta kan bebas, dan jauh hari sudah membuka pendaftaran dan menawarkan berbagai fasilitas seperti seragam gratis sebagainya,” tambahnya.

Katrin mengakui jika jumlah siswa di SMPN 2 Rejotangan sudah merosot sejak 2009 lalu. Namun, pihaknya memastikan jika kegiatan belajar mengajar akan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

“Guru-guru di sini sudah profesional, sehingga berapapun jumlah siswa kami akan tetap menjalankan KBM sebaik mungkin,” jelasnya.

Selain itu, Katrin menyadari dengan minimnya jumlah siswa baru akan mempengaruhi pasokan bantuan anggaran dari pemerintah. Untuk itu, guna menarik minat siswa untuk mendaftar di sekolah tersebut di tahun mendatang, pihak sekolah akan mencoba dengan melakukan berbagai inovasi.

“Kami akan coba dengan berbagai ekstrakurikuler yang menarik,” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here