Krisis Air Bersih Pasca Banjir di Pacitan

Sisa-sisa material sampah yang disebabkan banjir di Pacitan

PACITAN, Liputanjatim.com – Banjir yang melanda wilayah Pacitan beberapa hari yang lalu menyisakan genangan – genangan air, lumpur yang bercampur material sampah, bangkai binatang yang baunya mulai menyengat, tidak berfungsinya saluran drainase ini menyebabkan air dari 7 penjuru tidak bisa keluar, sehingga terjadilah musibah banjir di daerah Pacitan.

“Dampak banjir yang paling parah selain rusaknya 4832 Rumah warga adalah terputusnya 3 Jembatan yang menghubungkan Desa Tawang dengan Masyarakat Desa Duren serta jebolnya Jalan yang menghubungkan ke wisata Pantai Teleng Ria”. Terang Nur Cahyo selaku Pendamping Desa Kecamatan Pacitan, Sabtu (9/12/2017).

Cahyo menyebutkan untuk saat ini ketersediaan bahan makanan dan pakaian di beberapa tempat penampungan dan POSKO masih cukup untuk 7 hari ke depan. Hanya saja air minum dan air bersih masih menjadi kebutuhan mendesak.

“Kebutuhan yang paling mendesak yaitu air minum dan air bersih yang ketersediannya sangat kurang,” lanjutnya.

Banjir dan longsor yang terjadi di Pacitan diketahui menelan 20 korban jiwa yang diantaranya 15 Orang terseret arus Banjir ( sudahketemu ) dan 5 Orang tertimbun tanah longsor. Kabar terbaru yang berhasil ditemukan oleh tim  SAR yakni 4 korban tanah longsor di Kecamatan Kebonagungyakni,  Parno (73), Kasih (70), Sukesi (41), dan cucunya Rozak (17). Seluruh korban ditemukan di satu lokasi. Mereka merupakan satu keluarga warga RT 03/06, Dusun Duren, Desa Klesem Kecamatan Kebonagung.[sm]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here