Kesedihan Istri Yang Mengandung Buahati Guru Budi

istri budi yang menunjukan biola sang suami tercinta (foto: ngopibarengid)

Sampang, Liputanjatim.com – Sangat mengundang perhatin kasus penganiayaan yang dilakukan oleh siswa terhadap guru hingga menghembuskan nafas terakhir. Istri korban terlihat mukanya pucat, Seakan-akan tidak kena asupan makanan sama sekali.

Sudah dua hari semenjak suaminya pulang lebih cepat setelah mengajar, saat dirumah mengeluhkan sakit di kepala, kemudian dilarikan ke rumah sakit di Surabaya, dan dipulangkan lagi ke Sampang-Madura, sudah tak bernyawa, hingga dimakamkan.

Padahal istri korban perutnya membuncit mengandung janin korban yang berumur hampir lima bulan. Sudah beberapa hari ini sang istri korban pucat seakan tidak mendapat asupan gizi padahal perutnya semakin membesar kehamilan.

Baca juga: Guru SMA di Sampang Tewas Dianiaya Oleh Muridnya

Dikarenakan kehamilannya keluarga takut akan kesehatan kandungannya, namun perempuan ini tetap tidak merasa lapar hingga suaminya, Achmad Budi Cahyono dikuburkan dengan benar. Sianit Shinta nama perempuan ini. Mulutnya begitu pelan mengeja namanya, Seperti tak mempunyai kekuatan untuk gerakan mulutnya, kesedihan amat dalam terasa meski hanya bersuara.

” Saya sendiri sekarang, bayi ini juga akan sendiri nanti,” ungkapnya diiringi suara kesedihan yang amat mendalam.

Anit sapaan akrab istri korbam mengatakan, dirinya tak ada firasat apapun bakal ditinggal Achmad Budi Cahyono sang suami tercinta untuk selamanya ketika tengah mengandung begini. Kala itu, dirinya saat suaminya pulang dia sedang bersih-bersih di dapur dan mendengar suara motor suaminya masuk halaman rumah.

Seusai membereskan pekerjaan di dapur, dia mencari suaminya untuk menawari suaminya untuk makan siang. Disaat istri korban ini melihat suaminya sudah terlentang di kasur, seakan kecapean dan sedang istirahat, mata terpejam tanpa melihat kedatangan suami seakan sangat kecapean.

“Makan Mas,” suara Anit seperti biasa menawari makan bila Budi, suaminya ini, pulang dari mengajar di SMU 1 Torjun.

Pada saat itu suaminya hanya menggeleng kepalanya pelan, lalu mengucapkan kepalanya sakit habis dipukul muritnya sembari memegangi kepala, pada saat itu suaminya berposisi tidur terlentang dan berpindah posisi memiringkan badannya menghadap tembok.

Sambil memegangi kepala sebelah kiri, korban lalu muntahkan cairan. Sesaat setelah Muntah korban digendong Anit dan Muji mertua korban ke Puskesmas Jrenggik, Sampang. Anit istrikorban hingga saat itu masih belum  berfirasat bahwa suaminya bakal pergi selamanya.

Melihat situasi darurat petugas Puskesmas dan dokter sigap melarikan korban secepat mungkin ke RSUD Dr Soetomo, Surabaya. Tapi tuhan berkehendak lain, guru Budi pergi selamanya dengan meninggalkan istrinya yang tengah mengandung buah kasih sayangnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here