Hasil Riset: Karakter Pemimpin “Blusukan” Kurang Disukai Warga Surabaya

Tim Pusat Riset Pilkada Jatim JTV dan tim survei Pilkada ITS merilis hasil riset tentang karakter pemimpin di Surabaya

Liputanjatim.com – Berkenaan dengan kontestasi di Pilwali Surabaya 2020, tim Pusat Riset Pilkada Jatim JTV dan tim survei Pilkada ITS melakukan riset berkenaan dengan calon yang diinginkan oleh warga Surabaya nantinya.

Hasilnya, sebanyak 4,72 persen warga berharap karakter pemimpin pengganti Tri Rismaharini adalah sosok yang memiliki integritas tinggi.  

“Posisi pertama dari karakter pemimpin yang diinginkan oleh warga Surabaya untuk meneruskan kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini adalah sosok yang jujur. Pemimpin yang jujur ini mendapat skor 4,72,” ungkap Tenaga ahli Tim Survei Pilkada ITS Surabaya Agnes Tuti Rumiati saat merilis hasil surveinya di JTV Surabaya, Jumat (14/2/2020).

Sementara posisi kedua, lanjut Tuti, warga Surabaya menaruh harapan pada sosok pemimpin yang mampu mengatasi masalah ekonomi. Selanjutnya di posisi ketiga yakni mampu mengatasi masalah lingkungan.

Lantas, di posisi manakah karakater pemimpin yang suka blusukan? Tuti menyebut jika karakter pemimpin model Jokowi tersebut berada di posisi 10 dengan skor 4,04. Tepat berada di bawah karakter pemimpin berakhlak baik yang memperoleh skor 4,17 dan karakter pemimpin berwawasan luas di posisi ke 8 dengan skor 4,24.

Kendati, sambung Tuti, masyarakat masih mengharapkan sosok pengganti Risma nantinya memiliki karakteristik serupa.

“Karakter yang bagaimana? Ya pemimpin yang tegas, suka blusukan, merakyat, dan memahami kondisi di lapangan,” jelasnya.

Berkenaan dengan problem di Surabaya, rupanya keamanan masih berada di posisi teratas. Seperti maraknya begal dan pencurian.

“Ini skornya 3,85. Tapi, meski di posisi pertama dengan skor di kisaran 3 ini berarti hanya dianggap masalah yang cukup ringan,” tegasnya.

Setelahnya menyusul masalah sosial yang menjadi sorotan warga Surabaya seperti gelandangan dan pengemis.

“Ini berada di posisi kedua dengan skor 3,92. Masih masuk kategori cukup ringan juga,” kata Tuti.

Kesuksesan Risma menutup wilayah prostitusi seperti Dolly juga berdampak pada sorotan warga Surabaya. faktanya, keberadaan tempat prostitusi masuk pada kategori sangat ringan dari hasil riset tersebut.

“Berada di 12 dengan skor 4,50. Masih berada di bawah masalah geng motor yang ada di urutan ke-9 dengan skor 4,23 dan konflik antar masyarakat yang ada di urutan ke 7 dengan skor 4,19,” pungkasnya.

Untuk diketahui, riset yang dilakukan ini menggunakan metode random sampling dengan respoden sebanyak 450 dan margin error sebesar 5 persen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here