Diduga Malapraktik, Alat Medis Konslet Sebabkan Luka Bakar pada Pasien di RSUD Bojonegoro

0

Liputanjatim.com – Kasus dugaan malapraktik kembali mencuat di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, setelah seorang pasien asal Kabupaten Tuban mengalami luka serius yang tidak sesuai dengan prosedur medis yang dijalani. Duwi Pertiwi (24), warga Desa Wanglu Wetan, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, menjalani operasi tulang punggung pada 12 Agustus 2025. Namun, justru mengalami luka parah di lutut kaki kiri hingga harus menjalani proses penjahitan lebih dari 30 jahitan.

Pihak keluarga pasien menyampaikan kecurigaan terhadap adanya kelalaian dari tim medis rumah sakit. Yudi, yang menjadi juru bicara keluarga, menyampaikan bahwa operasi yang dijalani Duwi semula bertujuan untuk mengatasi keluhan di punggung. Namun, setelah keluar dari ruang operasi, keluarga justru menemukan luka besar yang tidak wajar di kaki kiri pasien.

“Awalnya pihak rumah sakit tidak memberi penjelasan yang jelas. Kami bingung, yang dioperasi punggung, tapi setelahnya ada luka parah di kaki kiri,” kata Yudi saat dikonfirmasi, Kamis (11/9/2025).

Penjelasan terkait insiden tersebut baru diberikan setelah hampir tiga minggu pasca operasi. RSUD Bojonegoro akhirnya mengakui bahwa terdapat konsleting pada alat medis bernama ground cutter yang digunakan saat operasi, yang menyebabkan luka bakar cukup serius di kaki pasien.

“Keterangan itu baru kami dapat setelah 19 hari. Sebelumnya kami berkali-kali meminta penjelasan, tapi tidak ada tanggapan. Baru 31 Agustus kemarin dijelaskan,” tambah Yudi.

Atas kejadian tersebut, keluarga menilai rumah sakit bersikap tidak terbuka dan lamban dalam menangani dampak yang dialami pasien. Mereka menuntut agar RSUD Bojonegoro bertanggung jawab penuh atas pemulihan kondisi Duwi, termasuk mengganti seluruh kerugian yang timbul.

“Kalau tidak ada iktikad baik, kami siap menempuh jalur hukum,” tegas Yudi.

Sementara itu, Duwi Pertiwi sendiri mengaku kaget dan tidak menyangka akan mengalami luka di bagian tubuh lain. Ia mengatakan tidak merasakan apa-apa selama proses operasi karena dalam kondisi dibius total. Namun, saat efek bius hilang, ia merasakan nyeri hebat di kaki kirinya.

“Setelah obat bius hilang, sakitnya luar biasa. Katanya luka bakar dalam, jadi harus dijahit. Sampai sekarang panas dan perih, bahkan untuk jalan harus pakai alat bantu,” ungkap Duwi.

Kondisi tersebut membuat aktivitas harian Duwi terganggu. Ia berharap segera pulih dan berharap kasus seperti yang dialaminya tidak terulang pada pasien lain.

“Harapannya bisa cepat sembuh dan ini jadi bahan evaluasi rumah sakit agar pelayanan lebih baik,” tambahnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini