Diduga Ada Kandungan Boraks, Pabrik Kerupuk di Sidoarjo Digerebek Polisi

Penyidik Polresta Sidoarjo menunjukkan barang bukti hasil penggerebekan pabrik kerupuk yang mengandung boraks di Sidoarjo.

Liputanjatim.com – Pabrik pembuatan kerupuk di Kecamatan krembung, Sidoarjo digerebek polisi lantaran diduga dalam proses pembuatannya terdapat kandungan bahan kimia boraks.

Dalam penggerbekan tersebut, polisi menangkap pemilik pabrik yaitu SN dan NT. Kini keduanya ditahan di Mapolresta Sidoarjo.

Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Wahyudin Latif mengatakan, pabrik yang digrebek terletak di Kecamatan Krembung, yang kemudian pembuatannya dikerjakan secara home industri di Kecamatan Tulangan, Wonoayu, dan di Krembung itu sendiri.

“Pembuatan kerupuk diduga mengandung boraks ini diperkirakan sudah lima tahun beroperasi yaitu sejak 2015. Tentunya kerupuk yang terdapat bahan kimia jenis boraks bisa membahayakan kesehatan,” kata Wahyudin, Senin (1/3/2021).

(Baca Juga: https://www.liputanjatim.com/kejari-jombang-tetapkan-satu-tersangka-kasus-korupsi-pengadaan-perpusdes/)

Wahyudin mengatakan dari dua tempat tersebut, polisi mengamankan 3,9 ton kerupuk siap edar dan boraks 1,4 ton. Kerupuk tersebut diedarkan oleh pelaku ke daerah DKI Jakarta, Bali, dan beberapa daerah di Jawa Timur.

Tersangka akan di kenakan pasal 136 atau pasal 142 UU RI Nomor 18 tahun 20112 tentang pangan. Atau pasal 162 ayat (1) UU RI nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Dengan ancaman lima tahun penjara,” pungkasnya.

Rahmi, analis obat dan makanan Dinas Kesehatan Jatim mengatakan boraks lazimnya digunakan untuk campuran bahan bangunan dan bahan las. Saat boraks digunakan untuk bahan pangan, maka akibatnya akan fatal terhadap tubuh manusia.

Makanan yang mengandung boraks jika dapat menyebabkan ganguan kesehatan. Di antaranya gangguan ginjal, otak, dan hati. Bahkan, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa menyebabkan turunnya darah, menimbulkan depresi, pingsan, hingga kematian

“Yang jelas bahan makanan yang dicampur dengan boraks sangat membahayakan organ tubuh kita. Maka kami berharap masyarakat pelaku usaha makanan jangan mencampuri makanan dengan bahan berbahaya tersebut,” tandas Rahmi.

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here