Liputanjatim.com – Kenaikan harga gula pasir dirasakan oleh warga Banyuwangi dua pekan terakhir. Harga per kilogram gula pasir mencapai Rp 17.000 sampai Rp 18.000, yang biasanya berkisar antara Rp 12.000 sampai Rp 13.000 per kilogram.
Kepala Badan Urusan Logistik Sub Divre V Banyuwangi Prima Agung menegaskan sudah tidak memiliki stok gula pasir curah. Terlebih, Bulog menyebut stok gula pasir di sejumlah pabrik gula di banyuwangi dan wilayah Tapal Kuda juga kosong.
“Sudah sekitar dua minggu stok gula pasir habis. Kita mau beli juga sudah tidak ada, jadi kami kesulitan mengendalikan harga gula di pasar,” kata Agung, Kamis (14/3/2020).
Agung menambahkan, Bulog Banyuwangi telah memantau langsung ke Industri Gula Glenmore (IGG), Pabrik Gula Asem Bagus Situbondo, serta pabrik gula di Bondowoso, namun pabrik juga tidak memiliki stok gula.
Menurut Sugik salah satu pedagang toko kelontong, meski harga gula naik, namun tetap dicari pembeli karena kebutuhan pokok. Namun saat ditanya penyebab naiknya harga gula mereka tidak mengetahui.
“Tetap dibeli, karena memang butuh,” kata Sugik.
Sementara itu, Tim Satgas Pangan Polresta Banyuwangi beserta Diskoperindag turun ke lapangan memantau kondisi naiknya harga gula. Termasuk memantau pedagang maupun toko yang menjual gula serta operasi pabrik gula di Banyuwangi.
“Tim akan mengecek langsung di lapangan, memastikan ada penimbunan atau lainnya. Kita pastikan juga di pabrik gula,” pungkas Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi AKP M. Solihin Ferry.