Liputanjatim.com – Puluhan hektare tanaman cabai siap panen di Desa Kanorejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mengalami kerusakan akibat terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo.
Atas kejadian tersebut, kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Sebagian petani terus berupaya menyelamatkan dengan melakukan panen dini tanaman cabai mereka untuk menekan kerugian.
“Ini semua terendam banjir. Iya mau gimana lagi harus terpaksa panen dini,” kata salah satu petani Desa Kanorejo bernama Yasman (63), Selasa (20/5/2025).
Menurutnya, tanaman cabai yang dipanen dini justru tidak laku. Para tengkulak enggan membeli cabai mereka karena belum cukup matang. Selain itu, cabai mereka juga mudah busuk karena sebelumnya terendam banjir.
Akibatnya, cabai jenis Merah Besar (MB) yang sudah terlanjur di panen dini tersebut terpaksa dibuang di sungai Bengawan Solo.
“Kemarin ada tengkulak yang mau ambil tapi nggak jadi karena tidak laku. Sehingga saya buang di sungai Bengawan,” ungkapnya.
Yasman mengaku, hingga saat ini cabai yang sudah dipanen dini dan dibuang di sungai Bengawan Solo karena busuk dan tidak laku sudah sekitar 7 kwintal.
“Kurang lebih sudah tujuh kwintal saya buang di bengawan,” ujarnya.
Yasman menyebut, akibat gagal panen cabai karena banjir luapan sungai Bengawan Solo kali ini, dirinya mengalami kerugian hingga puluhan juta.
“Saya tanam 7 ribu bibit, kerugian sekitar 40 juta lebih,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Margo Makmur Desa Kanorejo Bambang Dwi Susanto mengatakan, luapan sungai Bengawan Solo ini merendam lahan pertanian tanaman cabai sudah sejak, Sabtu 17 Mei 2025 kemarin.
“Kurang lebih tanaman cabai yang terendam banjir di Desa Kanorejo sekitar 35 hektar,” jelas Bambang.
Bambang menambahkan, untuk tanaman cabai di Desa Kanorejo yang terendam banjir ini rata-rata sudah usia sekitar 40-75 hari setelah tanam.
“Rata-rata 20 hari lagi, tanaman cabai sudah memasuki masa panen,” ujarnya.
Selain puluhan hektar lahan yang ditanami cabai, ratusan hektar lahan persawahan yang masih proses penyemaian bibit padi juga terendam banjir luapan sungai Bengawan Solo.
“Kami berharap kepada Pemerintah Daerah Tuban dan Pemerintah Pusat untuk memperhatikan nasib para petani yang terdampak luapan sungai Bengawan Solo,” pungkasnya.