University of Chicago Temukan Penyebab Terjadinya Perilaku Psikopat Seseorang

ilustrasi

Liputanjatim.com – Siapa saja yang mendengar kata psikopat pasti langsung merinding. Bagaimana tidak. Siapa yang mau mendekati orang dengan perilaku kejam dan tanpa perasaan dalam menghabisi nyawa seseorang.

Ternyata, penyebab seseorang menjadi psikopat karena terjadi “korslet” di otaknya. Menurut studi dari tim ilmuwan University of Chicago, perilaku psikopat dipicu oleh gangguan komunikasi saraf di otak.

“Gangguan itu terjadi pada bagian otak yang berperan memunculkan rasa kasih sayang dan kepedulian,” kata tim ilmuwan, seperti dikutip laman Dailymail.

Penelitian ini dilakukan terhadap 80 tahanan pria berusia 18-50 tahun yang memiliki ciri-ciri perilaku psikopati. Responden menjalani pemindaian otak saat sedang menonton video berisi orang-orang yang sengaja disakiti dan bagaimana ekspresi orang-orang itu terhadap rasa sakit.

Hasil pemindaian dengan alat pencitraan resonansi magnetik (MRI) mengungkapkan perbedaan yang nyata pada aktivitas otak psikopat dengan otak manusia normal. Psikopat menunjukkan minimnya aktivitas pada bagian utama otak, termasuk amigdala–sekumpulan saraf berbentuk seperti biji almond yang berperan penting dalam pengolahan emosi, seperti rasa takut, marah, dan senang.

“Respons terhambat pada amigdala dan korteks prefrontal ventromedial terbukti sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya tentang psikopati,” ujar Jean Decety, yang memimpin penelitian itu.

Sebaliknya, aktivitas lebih banyak terlihat pada area otak lain, seperti striatum dan area insula. Tingginya aktivitas pada area insula mengejutkan para ilmuwan karena bagian otak ini tercatat sebagai daerah pusat emosi. “Kurangnya empati merupakan karakteristik individu dengan psikopati,” kata Decety.

Decety mengatakan, baru kali ini proses saraf yang berkaitan dengan proses empatik pada individu dengan psikopati diteliti secara langsung, terutama untuk melihat respons terhadap persepsi orang lain yang kesakitan atau menderita.

Temuan yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association Psychiatry ini dapat menjelaskan mengapa seorang kriminal psikopat seperti tokoh Hannibal Lecter dalam film The Silence of The Lambs bersikap sangat kejam, tanpa belas kasihan, dan tanpa penyesalan. Sekitar 20-30 persen dari populasi narapidana di Amerika diyakini menunjukkan psikopati. Angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan 1 persen dari populasi umum.[temp]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here