Ironis, Pemerintah Pusat Tetapkan Trenggalek sebagai Kabupaten Stunting

ilustrasi

Liputanjatim.com – Kabupaten Trenggalek-Jawa Timur oleh pemerintah pusat ditetapkan sebagai Kabupaten stunting, atau kabupaten yang memiliki masalah terhadap lambannya pertumbuhan terhadap balita. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, jumlah balita dengan katagori stunting di Trenggalek sebanyak 22 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana atau disingkat Dinkes PPKB Kabupaten Trenggalek dr. Sugito Teguh, Senin (26/3/2018) mengatakan bahwa terdapat 10 desa di Trenggalek yang mendapat predikat sebagai desa stunting. Desa-desa tersebut diantaranya adalah Desa Botoputih Kecamatan Bendungan, Desa Kayen Kecamatan Karangan, Desa Cakul Kecamatan Dongko, Desa Jajar Kecamatan Gandusari, Desa Dawuhan Kecamatan Trenggalek, Desa Kedunglurah Kecamatan Pogalan, Desa Puru, Nglebo, Ngrandu dan Mlinjon Kecamatan Suruh.

Trenggalek di bawah kepemimpinan Bupati Emil Dardak ditetapakan sebagai kabupaten stunting karena merupakan daerah dengan pertumbuhan dan perkembangan balita yang lambat dan tidak sesuai dengan usia balita. Hal tersebut terjadi karena kurangnya asupan gizi yang diterima oleh balita.

“Jadi pada anak balita yang umurnya di bawah 5 tahun dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. Selama ini kita memantau berat badannya dibandingkan umur, namanya BB/U,. itu yang masuk di kartu KMS. Kemudian ada istilah anak kurang gizi, anak gizi buruk, anak yang sehat serta anak yang mengalami obesitas,” kata dr. Sugito Teguh.

Lebih lanjut ia mengatakan, balita dalam katagori stunting tidak hanya terjadi pada balita yang kekurangan gizi, namun juga bisa terjadi karena balita tersebut sering mengalami sakit. Sehingga asupan gizi yang masuk pada balita terkuras abis untuk melawan penyakitnya. Akibatnya, bayi tersebut mengalami perlambatan pertumbuhan dan termasuk tinggi badan.

Stunting menjadi sorotan pemerintah pusat karena manjadi salah satu indikator dalam mengukur angka harapan hidup penduduk di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu juga, stunting menjadi indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di setiap daerah.[tac]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here