Generasi Milenial Bojonegoro Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Oleh : Rengga Lodyvito & Nur Hidayah

Liputanjatim.com – Sunan Ampel Students from Bojonegoro (SASB), menggelar Seminar Nasional yang bertemakan Integrasi Media dan Budaya dalam Pendidikan Karakter di Era Revolusi Industri 4.0, Sabtu (26/01/2019). Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari Harlah SASB yang ke-8.

Acara yang digelar di Gedung Angling Dharma Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, sangat menarik karena dihadiri oleh pemateri dari berbagai elemen yang berkompeten di bidangnya masing-masing antara lain, Dr. H. M. Syamsul Huda, M. Fil. I (wakil rektor UIN Sunan Ampel Surabaya periode 2013-2018 yang sekaligus Penasehat Ormada SASB.

Selain itu, ada juga Dr. Hj. Sri minarti, M.Pd. I (KetuaDewan Pendidikan KabupatenBojonegoro), dan FauzanFuadi, S. I. Kom (Dewan Komisaris majalah AULEEA NU). Seminar ini dihadiri kurang lebih 200 peserta dari berbagai kalangan akademisi, baik pelajar maupun pengajar.

“Diselenggarakannya seminar ini bertujuan untuk menghasilkan berbagai pemikiran. Yakni pemikiran yang solutif dan inovatif terkait dengan permasalahan-permasalahan di zaman sekarang,” ujar Yusuf Agung Priambudi, selaku ketua pelaksana seminar.

Lebih lanjut ia menjelaslkan, pendidikan ini menjadi salah satu factor penunjang untuk merubah sebuah karakter seseorang. Melalui Pendidikan, pemuda/i Bojonegoro diharapkan mampu berfikir secara luas dari berbagai sudut pandang, terutama kalangan usia 17-35.

Tema yang diusung panitia dalam kesempatan ini dirasa sangat cocok sekali untuk generasi milineal, khususnya di daerahBojonegoro sendiri. Syamsul Huda selaku pemateri seminar menuturkan bahwa, Generasimilenial dituntutu ntuk berani bermimpi dan mempunyai berbagai rencana serta siap menghadapi momentum revolusi industri 4.0.

Karena menurutnya, dengan adanya fenomena ini bisa menjadian caman ataupun menjadi peluang tergantung bagaimana cara menyikapi hal tersebut.

“Jika seorang milenial bisa sadar akan kondisi disekitar khususnya di Bojonegoro, terdapat berbagai peluang yang sangat menjanjikan untuk dijadikan ladang usaha positif. Sebagaicontoh, ketika pemuda disuatu desa mampu menggagas ide dan menerapkan prinsip skala nasional maupun internasional,” lanjutnya.

Selama acara berlangsung, para peserta seminar juga sangat antusias, hal ini terbukti disaat panitia memberikan sesi tanya jawab. Pertanyaan yang dilontarkan kepada pemateri tergolong berbobot untuk ukuran seorang pelajar Bojonegoro.

Setelah diadakannya diskusi tersebut, panitia berharap kepada para peserta agar dapat lebih up to date, dan mempunyai pemikiran bahwam pendidikan dan media menjadi peran vital dalam perkembangan di setiap lini kehidupan, baik budaya maupun peluang pekerjaan. Selain itu, peserta juga diharapkan mampu menyongsong dan membawa perubahan terutama untuk kota Bojonegoro.[ib]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here